Tak Mau Santri Kena Denda, Ansor Kota Bandung Bagikan 10 Ribu Masker ke Pesantren

64

Tak Mau Santri Kena Denda, Ansor Kota Bandung Bagikan 10 Ribu Masker ke Pesantren

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menerapkan sanksi bagi warga yang tidak menggunakan masker di tempat umum, dengan denda nominal Rp100 ribu sampai Rp150 ribu, mulai tanggal 27 Juli 2020.

Tak mau santri didenda, Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung, berinisiatif membagikan 10 ribu masker ke 7 pesantren NU di Kota Bandung. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah laju penularan covid-19 di Kota Bandung, yang sampai saat ini masih mewabah.

“Santri tugasnya kan belajar, mengaji. Jadi, biar tenang kalau pas ada kebutuhan keluar pesantren. Kami siapkan maskernya,” kata Aa Abdul Rozak, Ketua GP Ansor Kota Bandung, Jumat 17 Juli 2020.

Sejak diterapkannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Kota Bandung, sejumlah pesantren memang sudah memulai kegiatan pembelajarannya. Sebagian adalah santri salafi yang selama PSBB tetap berada di pesantren, dan sebagain yang lain adalah santri yang baru kembali ke pesantren.

“Dengan menerapkan protokol kesehatan, Santri kan sudah mulai mengaji lagi di pesantren-pesantren. Dan ini juga wujud bahwa kami kalangan santri patuh pada aturan pemerintah untuk pakai masker. Dan Ansor sebagai santrinya NU, peduli terhadap hal itu,” tambah Rozak.

Dalam Program #JumatBerkah, Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung membagikan 10 ribu masker ke 7 pesantren NU di Kota Bandung. Seperti Pon Pes Sukamiskin, Pon Pes Darut Taubah, Pon Pes Al Musyawarah, Pon Pes Cijaura, Pos Pes Sirojul Huda, dan diakhiri di Pon Pes Khozanatur Rohmah yang diasuh oleh Rois Syurian PCNU Kota Bandung KH. Tajudin Subkhi.

“Tidak berhenti hanya di 7 pesantren ini saja. Tapi setelah ini masing-masing PAC Ansor di seluruh kecamatan di Kota Bandung akan melanjutkan membagikan masker ke pesantren-pesantren di sekitarnya,” ujar Rozak.

Rozak menambahkan, jika kepedulian semacam ini penting untuk terus dilakukan, sebagai upaya bersinergi dengan pemerintah dalam memerangi covid-19, saat memasuki news normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

“Karena ulama adalah pewaris para nabi dan GP Ansor adalah organisasi yang dilahirkan para ulama, yang selanjutnya akan meneruskan estafet perjuangan para ulama NU,” tutup Rozak.