Tahun 2020, Ansor Kota Bandung Fokus Berdayakan Ekonomi Kader

68

Tahun 2020, Ansor Kota Bandung Fokus Berdayakan Ekonomi Kader

Umumnya, saat pergantian tahun sebagain masyarakat mencanangkan resolusi atau tujuan yang ingin dicapai pada tahun berikutnya. Begitu juga dengan Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung. Mereka memilih fokus pada permasalahan ekonomi pada tahun 2020.

Menurut Ketua Ansor Kota Bandung, AA Abdul Rozak, setelah berjibaku dengan urusan ideologi dan kebangsaan selama ini, maka tantangan oraganisasi saat ini adalah pemberdayaan kader melalui gerakan ekonomi.

“Ansor belakangan ini disibukkan dengan urusan ideologi dankebangsaan, di satu sisi bidang bidang ekonomi kurang tersentuh. Maka kedepan kita akan fokus pada urusan ekonomi. Jika ekonomi berjalan, organisasi jalan, ideologi jalan,” kata Rozak

Rozak menambahkan, selain Ansor memiliki potensi ekonomi yang besar karena memiliki jumlah kader yang banyak, Ansor Kota Bandung berada di wilayah perkotaan dan pusat bisnis. Untuk itu, ia bertekat jika kadernya tak boleh hanya jadi penonton tapi juga jadi pelaku ekonomi di Kota Bandung.

“Kota Bandung kan pusat bisnis. Ada pasar baru, kita punya kader yang kesehariannya memang pengusaha di pasar baru. Di pasar Gedebage sebagi pusat sayuran kita juga punya kader, di Cigondewah kita juga ada (kader). Ini tinggal kita koneksikan. Minimal bisa memenuhi kebutuhan kader masing-masing,” kata Rozak.

Pengurus Pempinan Pusat (PP) GP Ansor yang juga Koordinator Wilayah Jawa Barat, Ahmad Syarif Munawi menyampaikan jika arahan PP saat ini adalah terciptanya kemandirian ekonomi bagi kader Ansor di seluruh Indonesia. Untuk itu, ia mengapresiasi upaya PC Ansor Kota Bandung yang juga memfasilitasi penyampaian materi kewirausahaan kepada peserta Pelatihan Kepemimpipnan Dasar (PKD) Ansor dan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser Kota Bandung yang diselenggarakan di Pon Pes Al Khidiriyah Ujung Berung, 29 Desember -1 Januari 2020.

“Harus ada pemberdayaan, dengan jumlah kader yang banyak partisipasi yang banyak. PP dorong kemandirian ekonomi, betuknya bisa mengembangkan potensi kearifal lokal masing-masing,” kata Syarif.

Syarif juga mengingatkan, jika yang paling penting adalah tindaklanjut pemberdayaan ekonomi secara ril, buka sekadar wacara. “Secara devinisi ansor itu kan penolong. Anggota ansor sudah semestinya sebagai subjek, bukan objek yang ditolong,” ujar Syarif.

Saat ini Ansor Kota Bandung, sudah melaksanakan program pemberdayaan ekonomi anggota melalui program “Ansor Ritel”. Selain berupa jaringan usaha antar anggota, Ansor Ritel juga menjual kebutuhan-kebutuhan anggota, yang dari hasil penjualan keuntungannya juga akan dikembalikan kepada anggota dan organisasi.