Surat Cinta Untuk Mendikbud dari IPNU-IPPNU Kota Cirebon

297

Surat Cinta Untuk Mendikbud dari IPNU-IPPNU Kota Cirebon

Permendikbud No.23 tahun 2017 mengenai kebijakan sekolah lima hari atau Full Day School di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di beberapa wilayah di Kota Cirebon sudah mulai diterapkan. Kebijakan ini diterapkan sebagai salah satu satu realisasi dari adanya program Pendidkan berkarakter. Namun, pro-kontra mengenai FDS ini terus berlanjut . Salah satu alasan dicanangkannya kebijakan ini adalah guna meminimalisir kasus kenakalan remaja yang selama ini marak dikalangan pelajar karena banyaknya orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya. Dan tentunya untuk membentuk generasi muda yang lebih berkarakter baik dengan mengontrol dan mendidiknya di lingkungan sekolah. Bagi sebagian masyarakat kebijakan ini mungkin dianggap mampu membantu para orang tua yang memang sibuk bekerja di luar rumah.
Sementara kami dari IPNU-IPPNU khususnya Kota Cirebon, sebagai salah satu organisasi kalangan pelajar di Indonesia , tidak setuju dan menolak dengan adanya kebijakan FDS ini. Penolakan ini dilakukan karena pada dasarnya menurut kami pendidikan itu tidak hanya terbatas di sekolah saja. Pendidikan itu sangat luas, bisa melalui berbagai kegiatan selain di sekolah, pendidikan bisa dilakukan di lingkungan luar sekolah seperti dilingkungan masyarakat, organisasi dan keluarga tentunya. Selain itu, jika anak terlalu lama berada di lingkungan sekolah maka anak akan merasa jenuh. Apalagi jika terus menerus di paksa untuk terus menyerap mata plajaran maka anak-anak akan stress. Hal ini tidak akan efektif.Dengan demikian maka target untuk membentuk anak agar berkarakter tentunya tidak akan tercapai dengan baik. Dari segi tenaga pengajar pun tak berbeda jauh, mungkin mengalami hal yang serupa dengan siswanya yaitu merasakan kejenuhan dan kelelahan. Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan di beberapa sekolah di Kota Cirebon yang telah menerapkan FDS terdapat siswa yang menyatakan bahwa pada saaat-saat sekolah biasa saja terkadang banyak tenaga pengajar yang hanya masuk dan memberikan tugas saja, apalagi ditambah jam pelajaran maka tenaga pengajar akan semakin seenaknya untuk memberikan tugas kepada para siswanya. Tentunya ini pun menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkannya FDS. Karena pada kenyataanya tenaga pengajarnya pun tidak siap untuk mendidik para siswanya dengan waktu yang dipadatkan.
Pendidikan karakter yang menjadi program Mendikbud ini memang harus didukung oleh semua kalangan masyarakat agar tercipta generasi muda yang sesuai dengan harapan kita semua. Program ini pun nyatanya sudah didukung dengan adanya keberadaan Madrasah Diniyah yang sudah ada sejak dahulu. Sehingga karakter generasi muda selain digodog di sekolah dengan pengetahuan serta wawasan umumnya, senantiasa dilengkapi dengan pengetahuan agama terutama pembinaan akhlaknya. Peraturan mengenai waktu sekolah yang dulu sudah diterapkan tanpa adanya pemadatan dirasa lebih efektif untuk mewujudkan program pendidikan berkarakter. Maka kami IPNU-IPPNU Kota Cirebon menolak adanya Full Day Schol. Dan dibawah ini kami sertakan Surat Cinta kami untuk Mendikbud.

Surat Cinta Untuk Mendikbud
(Arrangement Lagu Surat Cinta Untuk Starla)

Kutuliskan kenangan tentang
Saat ku menjalani diniyah
Tentang apa yang membuatku senang
Belajar agama tuk ibadah
Tak kan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan indahnya
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan semua ini

Reff :
Telah habis sudah waktu ini
Tak lagi tersisa untuk diniyah
Karena tlah ku habiskan
Banyak waktuku untuk sekolah

Aku slalu berfiki r tentang
Hidupku tanpa ada Full Day School
Pasti kan lebih indah dari
Yang ku jalani saat ini
Aku slalu bermimpi tentang
Indahnya sekolah dan diniyah
IPTEK IMTAQ tetap terjaga
Meskipun kan sampai tua nanti
(back to Reff 2x)

Maka izinkan kami
Kembali mencicipi
Belajar duniawi
Dan tak lupa ukhrowi
(back to Reff 2x)

chanifudin fauzan dan tatik fitriyani