Spirit Badar Tumbuhkan Kader Ansor Tangguh

162

Oleh: Ricky Assegaf *

Ya, Spirit Badar itulah yang harus kita tumbuhkan sekarang ini. Disaat pemuda tenggelam dalam arus jaman, spirit tersebut harus kembali dihidupkan, digelorakan, ditanamkan disetiap kepalan tangan, jiwa pemuda.

Semangat perlawanan,keberanian, dan semangat rela berkorban atas harga diri dan keyakinan harus menjelma diseluruh kader Gerakan Pemuda Ansor sekarang ini.

Seperti kisah Muadz Bin Amr dan Muawwid Bin Afr’a harus kita ceritakan kembali dalam setiap mimbar kaderisasi Ansor. Bagaimana pemuda belia seusia 13-14 tahun begitu berani, berkorban demi menjaga kehormatan Rasulullah dalam menyingkirkan penguasa “musyrikin” dzalim, Abu Jahal.

Padahal, Muadz dan Muawwid belum pernah melihat wajah Abu Jahal. Namun ketika mendengar Rasul dicaci dan dihina saja, pemuda Ansor Madinah itu begitu marah, sampai nyawa Abu Jahal meregang ditangan kedua remaja tersebut.

Timbul pertanyaan, bagaimana pola pengkaderan Rasulullah sampai remaja belia belasan tahun saja sudah begitu berani, menunjukkan kesetiaannya pada Rasulullah. Apakah ada PKD atau Diklatsar ?.

Ya, saya jawab ada meski dengan istilah berbeda. Rasulullah mengajarkan bagaimana utamanya kedisiplinan. Disiplin untuk taat perintah, disiplin untuk patuh segala titah layaknya dua makhluk Allah SWT, Malaikat dan Iblis. Malaikat patuh atas tugasnya sebagai pelaku kebaikan, dan Iblis penguji kebaikan.

Terbukti, dengan perintah menggiring ribuan pasukan Abu Jahal agar masuk ke lembah badar, pasukan rasul menang mutlak. Padahal hanya 300 pasukan. Kenapa ?. Karena disiplin. Pasukan taat menjalankan perintah pimpinan (Rasul) meski secara akal, tak mungkin 300 orang mengalahkan ribuan pasukan.

Dan komponen pembentuk disiplin itu adalah ketaatan kepada Rasullah, sungguh-sungguh dalam berjuang, serta sabar.

Nah meski Muadz dan Muawwid bukan kader terdidik apalagi terlatih. Dengan kedisiplinan yang begitu tinggi, sang penguasa lalim, Abu Jahal pun mampu dihilangkan, dan pasukan Rasul pun menang.

Itulah “PR” besar kita sekarang. Gerakan Pemuda Ansor, sebagai Bentengnya Ulama, Bentengya keyakinan/aqidah Ahlussunah Wal Jamaah, Bentengnya Nahdlatul Ulama. Dengan modal disiplin saja, saya yakin upaya mewujudkan Pemuda Ansor tangguh akan mudah. Dengan menjiwai spirit badar tadi, dengan menggugah kembali kisah heroik badar, pemuda ansor akan kembali tangguh. Setangguh Muadz dan Muawwid.*

Semoga. !!

*Penulis adalah Ketua PC GP Ansor Kota Tasikmalaya