Seluruh Kader Ansor Tidak Elok Bersikap Elitis

711

Indramayu-(AnsorJabar Online)
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Barat (Jabar) Deni Ahmad Haidar menegaskan Nabi Muhammad SAW itu tidak punya jubah kebesaran atau tidak membedakan dirinya secara sosial.

Dikatakan Kang Deni, mulai dari makan dan mengenakan baju yang sama hingga bertutur kata, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. “Sikap pertengahan nabi inilah yang kerap tidak ditangkap sebagai pesan keagamaan yang penting oleh kelompok-kelompok tertentu, termasuk sebagian dari warga NU,” tandasnya.

Kang Deni menceritakan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu bisa dijadikan sebagai uswah (contoh, red) , bahwa keberadaannya secara bersamaan menjadi kyai dan manusia biasa kemudian disaat bersamaan juga menjadi orang nomor satu di Indonesia.

“Jangan sampai kita dengan ahli agama yang dimiliki mengelompokkan diri menjadi kelas sosial baru, kemudian jauh dari kelas sosial yang seolah-olah lebih rendah,” kata dia.

Kang Deni juga menjelaskan Rosulullah Muhammad SAW tidak pernah memaksakan penduduk Madinah untuk masuk Islam, orang Yahudi dievakuasi dari Madinah itu oleh Sahabat Umar Bin Khatab saat menjadi khalifah, itupun dengan cara-cara yang baik dan manusiawi.

“Ärtinya mengajak itu harus melebur dengan masyarakat tanpa harus membeda-bedakan status sosial,” terangnya.

Doktrin agama menurut Kang Deni menjadi sangat lentur dan fleksibel, hal itu menjadi kekayaan kader Ansor NU, padahal di pesantren ngajinya semasa nyantri hingga Bab qital, namun istimewanya jebolannya tidak radikal.

“Beda dengan kelompok diluar NU, tidak pernah ngaji bab perang tapi menjadi radikal, itulah sebabnya kenapa ketika Kyai NU ditanya bagaimana hukumnya orang tidak sholat kemudian dijawab, kamu ajaklah ia ke masjid, bukan malah mengharamkan atau memastikan masuk neraka dan ancaman lainnya,” tandasnya.