Santri Entrepreneur

128

Oleh : Gugun Gumilar
Panitia Hari Santri Nasional 2017 PBNU
Meski memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah,  negara kita belum juga menjadi negara yang sejahtera dan maju. Padahal, jika dilihat dari sisi potensi ekonomi, Indonesia merupakan salah satu emerging country yang saat ini menjadi kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN. Begitu juga dari sisi jumlah penduduk, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar di ASEAN dan nomor empat di dunia dengan lebih 250 juta jiwa, sekaligus merupakan pasar domestik yang besar.
McKinsey Global Institute memprediksi Indonesia akan masuk dalam 7 (tujuh) besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 mengalahkan Jerman dan Inggris. Hal ini disebabkan dari sisi kependudukan, akan tumbuh kelas menengah Indonesia dari 45 juta orang pada tahun 2010 menjadi 135 juta orang di tahun 2030, atau tumbuh sekitar 90 juta, di mana pertambahan kelas menengah akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Namun demikian, kita juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) misalnya, saat ini menjadi semacam momok yang cukup menakutkan bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan liberalisasi arus barang dan jasa. Lemahnya daya saing kita saat ini, baik daya saing institusi, daya saing pengusaha maupun daya saing tenaga kerja, akan berakibat fatal jika tidak segera diantisipasi.

Kewirausahaan merupakan hal yang bukan asing bagi kita semua. Sekarang, hal itu sudah menjadi sebuah tren yang menjamur di masyarakat kita, dari kalangan rakyat hingga kalangan pejabat. Bisa kita maklumi bersama, karena hal yang di kenal dengan entrepreneurship ini mangandung banyak kelebihan yang berbeda dengan pekerjaan yang lain. Paradigma entrepreneurship memang merupakan paradigma yang terbaik karena entrepreneurship melibatkan kemampuan maksimal dalam hal kepemimpinan, fasilitator sekaligus generator bagi seluruh sumber daya yang ada.

Hal inilah yang melatarbelakangi sekelompok orang menginginkan dirinya untuk menjadi seorang entrepeneur. Perlu digarisbawahi juga, bahwa untuk menjadi seorang entrepeneur tidaklah mudah. Perlu adanya usaha dan modal yang besar tentunya. Semua itu akan menjadi sebuah kelebihan dari entrepreneurship jika didukung dengan kemampuan jiwa dari dalam diri kita sendiri, sebut saja kejelian dan bakat. Kedua hal itulah yang akan menunjang seseorangmenjadi entrepreneur handal, karena ketika suatu usaha didukung dengan bakat, orang yang berkecimpung dalam hal itu cenderung tidak akan bosan karena dia menikmatinya sebagai bakat yang ia kuasai.

Saat manusia pada tahap tidak bosan, ia akan terus menjalankan kerjanya hingga pada akhirnya kesuksesan menghampirinya setahap demi setahap.
Bagi santri pasti akan timbul ketidakpercayadirian tentunya untuk mencoba berentrepreneurship, terlebih kita masih berstatus sebagai pelajar yang tugas utamanya adalah belajar. Tetapi untuk santri yang bisa berpikir kreatif dan inovatif hal itu bukanlah masalah yang serius. Santri dituntut untuk pandai berusaha mandiri dan percaya dengan kemampuan yang ia miliki. Dengan sifat mandiri yang ada dalam diri santri, maka dengan sendirinya mereka akan membentuk terobosan-terobosan baru berdasarkanspirit, mindset, dan keterampilan dalam diri mereka.

Seorang santri juga bisa mengalokasikan hidup di lingkungan asrama atau pesantren dengan berentrepeneurship kecil-kecilan, yang tentunya tak perlu repot-repot menghabiskan banyak waktu. Hal itu bisa menambah pemasukan bulanan kita. Apabila kita sadar, banyak sekali usaha yang bisa dilakukan di sela-sela kita belajar. Sebut saja packing snack. Bila kita perhatikan, mulai dari kantin sampai restoran pasti menyediakan camilan dalam bungkus yang harganya berkisar Rp. 500 sampai Rp. 1000.Dan untuk memulai usaha ini sangatlah mudah plus murah, kita dapat memulai dengan membeli 4-7 kg camilan sebagai permulaanya. Dari 7 kg camilan yang dapat kita beli digrosir, kita dapat menjadikanya 65-90 bungkus. Kurang lebih kita akan mendapatkan keuntungan sebesar 200 per bungkusnya. Kemudian untuk strategi pemasaran, kita dapat menitipkan snack ini di koperasi asrama dan warung makan sekitar asrama atau pesantren.

Itulah salah satu contoh dari permulaan dari berentrepreneurship yang sebenarnya bisa kita dilakukan yang notabennya sebagai pelajar. Bermula dari hal yang kecil inilah maka akan tumbuh suatu yang namanya kesuksesan dalam berentrepreneurship. Tentu hal itu pula bisa dijadikan sebagai latihan kita berentrepreneurship sebelum kita terjun langsung di dunia entrepreneurship yang nyata.

Mengapa harus santri yang diprioritaskan? Karena santri adalah aset penting bagi kemajuan bangsa. Maka, suatu kewajiban bagi santri adalah mempersiapkan dirinya untuk mandiri dan menyiapkan diri menghadapi rintangan yang kelak menghalang.Santri berentrepreneurship memiliki kelebihan dalam menghadapi kehidupan. Ia lebih cenderung kuat karena ia sudah dituntut untuk mandiri dari awal dan berpikir kreatif. Terlebih lagi jika entrepreneurshipini didukung oleh satu bakat yang dimiliki oleh santri. Hasilnya kemungkinan besar akan melebihi targetnya, baik dalam hal material ataupun finansial.

Bagi umat islam, tentunya segala aspek kehidupan kita harus didukung penuh oleh nilai-nilai islam yang berakar di kehidupan kita, termasuk dalam hal entrepreneurship. Akan lebih menenangkan dan mendamaikan ketika kita bisa menerapkan nilai-nilai islam tersebut.

Kita perlu melakukan antisipasi,setidaknya ada dua hal yang bisa dijalankan untuk para santri . Pertama, meningkatkan daya saing bangsa. Peningkatan daya saing bangsa ini penting karena dari sana kekuatan kompetisi ekonomi bangsa akan menentukan di persaingan global. Tidak lain kita mesti menyiapkan SDM para santri di Pesantren. Kedua, meningkatkan kesiapan pesantren untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Di sinilah peran santri dan pesantren ditantang. Kita semua memikul tanggung-jawab yang besar untuk bertindak menyelesaikan masalah bangsa yang begitu banyak dan mendasar. Institusi dan insan pendidikan harus tampil di garda terdepan.

Dalam era globalisasi, peranan santri menjadi entrepreneur merupakan aktor patriot yang mampu menciptakan nilai tambah bagi bangsa. Karena solusi untuk memajukan ekonomi nasional bukan hanya dengan menyiapkan fundamen makro ekonomi yang kuat serta iklim investasi yang kondusif, melainkan juga perlu adanya program untuk mendorong tumbuhnya banyak santri dari pesantren menjadi pengusaha professional yang lahir dari kampus-kampus di Indonesia.

Kita membutuhkan peran aktif dari santri melalui penumbuhan jiwa dan semangatentrepreneurship. Jiwa kewirausahaan tidak saja untuk membantu perekonomian masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah menggerakkan ekonomi nasional agar tercipta kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat dan umat islam. Semangat kewirausahaan adalah spirit atau jiwa untuk mengubah keadaan yang timbul dari keyakinan bahwa kita tidak boleh melihat segala sesuatu secara statis. Kita memerlukan paradigma pemikiran yang out of the box dari santri santri pesantren.

Pemikiran-pemikiran kewirusahaan dari santri akan mendorong pada pengembangan intelektual, inovasi dan kreativitas, perubahan pola pikir, keberanian melakukan langkah terobosan, ketepatan dalam mengambil langkah-langkah strategis, serta pantang menyerah menghadapi tantangan.

Oleh sebab itu, santri Entrepreneur harus didorong dan diarahkan agar mampu melahirkan santri entrepreuner yang mampu menjadi penyerap tenaga kerja, sekaligus menjadi lokomotif inovasi produk jasa dan barang sebagai syarat agar mampu bersaing di era pasar bebas.

Suka?
Berita SebelumnyaIntermezzo
Berita SelanjutnyaREALISTIS PRAGMATIS IDEALIS