“RINDU GUBERNUR YANG CINTA PESANTREN DAN MADRASAH”

659

“RINDU GUBERNUR YANG CINTA PESANTREN DAN MADRASAH”

Menyikapi Kebijakan Bapak Gubernur Jawa Barat yang terhormat Bapak Ridwal Kamil tentang akan memberikan sanksi kepada Pesantren yang tidak memenuhi standar protokol kesehatan dalam pencegahan pandemi Covi-19 ( walaupun sudah ada revisi) dan memenggratiskan biaya pendidikan bagi SMA dan SMK, dua Kebijakan itu sangat terasa menyakiti warga Jawa Barat yang bergelut di dunia Pesantren dan Keluarga Besar Madrasah khususnya Madrasah Aliyah.
Dua Kebijakan yang tidak pupoler itu sudah sangat merugikan khususnya tentang menggratiskan biaya Pendidikan bagi SMA dan SMK, kami dari Forum Komunikasi Kepala Madrasah Aliyah Swasta Jawa Barat (FOSIKMAS-JABAR), sangat tegas menolak adanya kebijakan tersebut.
Kebijakan Bapak Gubernur itu di gaungkan saat Madrasah Aliyah sedang melaksanakan Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru (PPDB) tahun Pelajaran 2020-2021 yang imbasnya siswa yang tadinya sudah mendaftar di Madrasah Aliyah (MA) menarik pendaftarannya dan pindah daftar ke SMA/SMK, kami rindu Gubernur yang cinta akan Madrasah, akan lebih bijak kalau bapak Gubernur Ridwal Kamil membuka lagi sejarah bahwa cikal bakal pendidikan di Indonesia adalah Madrasah, sebelum bangsa Indonesia Merdeka pun Madrasah sudah ada di Indonesia yang di kelola oleh para kiai dan santri.
Untuk mengingatkan kembali harusnya bapak Gubernur Jawa Barat membuka kembali sejarah ketika diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri, yakni Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri pada tanggal 24 Maret 1979 yang menegaskan bahwa kedudukan madrasah sama dan sejajar dengan sekolah formal lainnya, artinya segala bentuk kebijakan Gubernur diantaranya dalam hal menggratiskan biaya Pendidikan setingkat SLTA itu berarti Madrasah Aliyah (MA) harus ada di dalamnya, jangan sebaliknya Pendidikan Madrasah Aliyah selalu dinomor duakan, jangan hanya karena Madrasah Aliyah berada di bawah Kementrian Agama, harus diingat pula siswa-siswi yang melanjutkan pendidikan jenjang SLTA di Madrasah Aliyah (MA) di Jawa Barat adalah warga Jawa Barat yang tidak bisa di pandang sebelah mata. Madrasah Aliyah di Jawa barat sudah banyak menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi baik tingkat nasional ataupun Internasional.
Kami memahami niat baik Bapak Gubernur untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan Pondok Pesantren, akan lebih bijak sebelum mengeluarkan kebijakan ajaklah dialog para kiai yang mengelola Pondok pesantren agar ada masukan dan solusi dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan Pondok pesantren khususnya atau pada umumnya di daerah-daerah yang ada pondok pesantrennya.
Ingat Pak Gubernur Pesantren dan Madrasah punya peran besar dalam sejarah bangsa Indonesia, Pesantren adalah tempat di mana banyak mencetak kader-kader ulama calon Kiai, kaum Intelektual muda islam yang tentunya harapan untuk menciptakan “JABAR JUARA LAHIR BATHIN” .
Saya ingat dan baca dalam media Republika.co.id.Bandung, pada peringatan Hari santri Nasional di tahun 2017 di halaman Masjid Raya Bandung Bapak Gubernur saat itu Bapak Ahmad Heryawan ( Kang Aher) mengucapkan “ Sampai masa kepemimpinan saya berakhir, perhatian pada pesantren akan saya tingkatkan. Mudah-mudahan Gubernur yang akan datang juga memberi perhatian pada santri dan pesantrennya,”.
Semoga kata-kata Bapak Aher Heryawan adalah doa dan bisa terwujud, Amiin.. karena Kami Rindu Gubernur yang cinta akan Pesantren dan Madrasah…semoga Gubernur Jawa Barat yang sekarang Yang terhormat Bapak Ridwan Kamil juga sama Cinta akan Pesantren dan Madrasah..semoga..

Hambali Ahmad,S.Pd.I
Sekretaris Umum Forum Silaturrahmi Kepala Madrasah Aliyah Swasta (FOSIKMAS) JABAR