Rektor UIN Walisongo Ajak Mahasiswa Peduli Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

22

Rektor UIN Walisongo Ajak Mahasiswa Peduli Lingkungan Hidup
dan Perubahan Iklim

Semarang–Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam menghadirkan Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag., pada acara Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (Diklatpimnas) yang digelar secara virtual, Rabu (23/12).

Imam Taufiq menyampaikan materi, Tantantangan Indonesia kotemporer (2021-2030) dalam Bidang Lingkungan Hidup Dan Perubahan Iklim. Dihadapan 80 peserta yang merupakan aktifis kampus Imam Taufiq menegaskan bagaimana pentingnya peran mahasiswa dalam menangani problematika lingkungan hidup dan perubahan iklim yang saat ini semakin menghawatirkan.

Lebih lanjut dikatakan Imam, saat ini laju pembangunan global maupun nasional terus mengalami peningkatan, kondisi ini menimbulkan adanya pergeseran pola cuaca dan iklim, perubahan tata guna lahan serta peningkatan produksi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global serta perubahan struktur bumi saat ini.

“Sebagaimana diketahui bersama bahwa persoalan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia yang membutuhkan penyelesaian. Persoalan ini menjadi sangat krusial karena menyangkut kualitas kehidupan di masa mendatang,” jelas Guru Besar Ilmu Tafsir ini.

Menurutnya, perubahan iklim berdampak luas pada kehidupan masyarakat dan setiap orang memiliki andil dan peran dalam perubahan ini. “Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan sosial manusia,” jelas Mantan WR II UIN Walisongo ini.

Agama sebagai rahmat dan sumber inspirasi dalam mengelola kehidupan di bumi sudah semestinya menjadi pedoman para aktifis yang digadang-gadang akan menjadi pemimpin di tanah air ini. “Para aktifis mahasiswa PTKI memiliki peran yang sangat penting dalam menyuarakan keagamaan yang ramah dan bijak terhadap pengelolaan lingkungan hidup”.

Imam Taufiq berpendapat, permasalahan hari ini yang muncul adalah hilangnya eco-spiritualism pada diri umat manusia. Membangun kesadaran spiritual dan upaya membangun konservasi alam harus ada pada kesadaran diri kita sesuai dengan ajaran keagamaan masing-masing.

Diakhir penutup diskusi Imam Taufiq mengajak kepada seluruh peserta dan masyarakat pada umumnya untuk mampu menghadirkan Tuhan sebagai kekuatan untuk berkontribusi dalam menjaga dan mengayomi serta membangun alam dengan kesadaran ekologis bersama sama.
Diklatpimnas diselenggarakan secara daring dan luring pada 20-30 Desember 2020 diikuti oleh 80 Aktivis Mahasiswa PTKI se-Indonesia dengan bobot materi 70 jam tatap maya dan muka.(Alip/RB)