Proses Menuju Kepasrahan dengan Pendekatan Berpikir Aljabar

73

Proses Menuju Kepasrahan dengan Pendekatan Berpikir Aljabar

(Muhamad Dadan Nurdani)

Kehidupan manusia adalah tentang masalah yang dihadapi, permasalahan atau masalah adalah menjadi bagian tak terpisahkan dari manusia, serta sebagai pembeda dari makhluk lainnya. Seperti yang dikatakan Darsono: manusia adalah makhluk bingung yaitu manusia adalah makhluk yang banyak masalah yang harus dipikirkan dan dipecahkan serta tidak mengetahui mana masalah yang pokok dan yang tidak pokok (Darsono 5 :2009). Ini mengisayaratkan bahwasannya manusia adalah makhluk yang senantiasa menghadapi persoalan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masalah sendiri adalah keadaan dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kejadian yang seharusnya diinginkan terjadi tapi tidak terjadi. Masalah adalah tentang apa yang direncanakan berbeda dengan yang nampak didepan mata. Kadang secara serampangan diartikan sebagai sesuatu yang menyulitkan dalam menjalani hidup.
Masyarakat hidup dalam masa konsumerisme yang disuguhkan dengan kemudahan dalam menjalani hidup dan persaingan pasar bebas. Akibat dari hidup yang serba instans dan mudah, masyarakat dewasa ini kerapkali terjebak pada keputus asaan dalam menghadapi masalah yang dihadapi. Disamping itu, penghakiman terhadap orang lain dengan mudah serta pencarian kambing hitam yang mudah atas segala kegagalannya.
Kejadian yang terjadi demikian sedikitnya terpengaruh oleh pola pemikiran dalam logika matematika sederhana. Hukum aksi reaksi yang diabstraksi dari operasi matematika sederhana 1+1=2, ajaran yang tertanam sejak duduk dibangku sekolah dasar, maklum saja ini adalah contoh penalaran logika yang paling mudah untuk diingat dan diterapkan karena sangat mudah dan sederhana. Sama halnya dengan realitas masyarakat kini yang hidup dengan lingkungan mudah segalanya sudah tersedia di ujung jari. Logika semacam ini juga bersifat tertutup, yaitu pemikiran yang pasti dengan satu hasil yang pasti, tidak ada kemungkinan hasil lain.
Jika dibiarkan pola pemikiran tertutup ini berakibat pada ketertutupan pola pemikiran dan kehidupan diambang pada kekecewaan didepan mata. Ketertutupan pemikiran ini menghasilkan keabsolutan pemikiran yang direduksi dalam tindakan, padahal seringkali prilaku (aksi) yang kita lakukan tidak berakhir dengan hasil (reaksi) yang diharapkan, meskipun apa yang kita lakukan melalui tahapan perencanaan yang detail dan rinci. Sehingga hal itu akan cendrug memojokan manusia kedalam rasa kecewa dan putus asa.
Alhasil, dari ketertutupan tersebut muncul sifat menyalahkan keadaan dan menganggap sebagai takdir Tuhan. Memang benar sebagai umat yang beragama, sikap mempercayai takdir Tuhan adalah bagian dari keimanan terutama yang beragama muslim. Namun, serasa kurang beradab ketika kegagalan perencanaan kita langsung begitu saja dilimpahkan kepada takdir tuhan atau dalam kalimat vulgarnya menyalahkan tuhan.
Imam Nawawi dalam Kasyifatus saja mengatakan bahwa adab dalam menerima apa yang buruk (kegagalan) menimpa kita tidak boleh disandarkan kepada Allah, sebagai adab dan tata krama tetap harus disandarkan pada perbuatan kita (pen-).
Membuka pemikiran dengan pendekatan matematika Aljabar
Coba bandingkan antara operasional kedua perhitungan berikut 2+2=4 bersifat absolut, 2x+2y=z serba kemugkinan angka dari z tersebut. Hasil operasi hitung dari perhitungan awal bersfat mutlak dan hasil dari perhitungan yang kedua bersifat keserba mungkinan. Serba mungkinan itu terjadi karena ada variabel dalam angka yang ikut mempengaruhi. Hemat saya, realitas kehidupan digambarkan dengan pola berpikir yang serba kemungkinan itu.
Sebagai contoh : petani A dengan luas sawah 5Ha2 menanam padi jenis z 5Kg menghasilkan padi 1ton akan munkin berbeda dan mungkin juga sama dengan petani B dengan luas sawah yang sama dan jenis yang sama. Mengapa itu terjadi? Jikalau kita kembalikan pada operasi aljabar akan kita temui kemungkinan-kemungkinan itu. Kita misalkan petani A 5Ha2+5Kg=1 ton, dalam 5Ha2 jika didapati variabel yang menempel (Variabel adalah x dan y yang menempel pada 2x+2y=z) berbeda akan mempengaruhi hasil operasi hitung tersebut maka akan terjadi 5Ha2(x)+5Kg, variabel x akan mempengaruhi hasil hitung. Perbedaan hasil tersebut dikarenakan x antara petani A dan petani B berbeda, variabel x ini dapat merupakan keadaan alam, teknik dalam perawatan dan sebagainya. Selain itu, variabel yang ada bukan hanya satu dapat lebih dari satu, serta bukan hanya ada di lingkup internal saja dapat juga variabel eksternalnya.
Berjalan menuju kepasrahan dengan ketebukaan berpikir
Pola berpikir yang terbuka dengan menggunakan ilustrasi aljabar minimal akan menjauhkan kita dari iri dengki terhadap sesama. Ketika melihat hasil yang diperoleh orang lain lebih, setidaknya kita akan menerimanya semata karena variabel proses yang dialaminya lebih banyak dari yang kita lakukan, kita pun dapat mengintrospeksi diri proses apa saja yang kurang yang belum dilakukan. Selain itu, kita tidak diperbolehkan menyamakan satu orang dengan orang yang lainnya dengan pola dan gaya berpikir seperti ini.
Kepasrahan akan hasil yang diperoleh semata-mata atas keterbatasan kita mendekati ketetapan Tuhan yang telah ditetapkan dalam hukum alam dengan semua variabel yang mempengaruhi hasil (ketetapan Tuhan dan hukum alam mudah-mudahan akan saya sajikan dalam tulisan lainnya). Kepasrahan yang bukan serta merta kepasrahan yang pesimis tapi kepasrahan dengan rasa optimis melaksanakan kasab yang diperintahkan kepada manusia. Narima Kaayaan serta mengakui kekurangan dan keterbatasan diri untuk semakin berbaik sangka kepada sang pencipta, tidak meletakan kegagalan kepada Tuhan karena dia tidak pantas untuk menjadi kambing hitam keterbatasan kita. Kepasrahan dengan sisi kewaspadaan akan segala kemungkinan terjadi menimpa diri, karena menyadari bahwa kehidupan adalah tentang kemungkinan