Prinsip Berbangsa dan Bernegara Menuju Perdamaian Abadi dan Ketertiban Dunia

69

Oleh: Achmad Labib Asrori Chizqy

Untuk memperjuangkan perdamaian dunia dan tegaknya negara yg mengayomi semua orang tanpa melihat etnis, agama, warna kulit dan keberagaman lainnya maka perlu disepakati beberapa hal sebagai berikut:

١. لا دم حلال


Tidak ada darah yg halal atau boleh ditumpahkan kecuali atas dasar hukum negara dan diputuskan oleh hakim. Kalo perlu hukuman mati dihapuskan. Setiap nyawa harus dilindungi dengan alasan kemanusiaan. Tdk boleh ada pertumpahan darah dgn alasan agama, kebencian, konflik sosial politik atau alasan lainnya.

٢. لا عداوة باسم الدين


Tidak boleh ada permusuhan yg mengatasnamakan agama. Sehingga agama tidak boleh dijadikan sebagai alat politik. Harus dihindarkan agitasi yg menggunakan agama, apalagi utk memilih atau tidak memilih partai atau calon pemimpin tertentu.

٣. اقامة الدولة الشعبية


Penegakan negara bangsa atau Nation State. Tidak perlu mimpi khilafah untuk mencari imamatul ‘udhma (امامة العظمى), kepemimpinan agung utk seluruh umat manusia. Pemimpinnya disebut imam besar ( الامام الاعظم).

Mimpi itu terbukti memicu konflik yg luas dan memakan banyak korban manusia tak berdosa yg mati sia-sia di berbagai belahan dunia, terutama kawasan Timur Tengah.

٤. قبول امامة غير المسلم


Diterimanya pemimpin non muslim sepanjang dicapai dengan cara yang konstitusional.

ه. قبول تطبيق القوانين والاحكام من الحكومة غير الشرعية


Diterimanya segala pemberlakuan undang-undang, peraturan dan hukum dalam tatanan hukum pemerintahan yang sah, meski bukan hukum syari’at oleh semua warga negara.

Tanpa ditegakkannya 5 (lima) prinsip di atas, maka kekacauan dan konflik sosial dengan berbagai alasan dan pemicunya akan selalu berpotensi muncul dan mewarnai dinamika kehidupan suatu bangsa.

Bila kita mendamba kehidupan yang aman, tentram dan damai, maka kita harus memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh melalui cara apapun yang memungkinkan.

* Catatan ini disarikan dari diskusi pada hari Ahad 25 Februari 2018 di lobby Hotel Atria Magelang bersama KH. Yahya Cholil Staqof, Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, “Presiden Negara Terong Gosong”.