PP MDS Rijalul Ansor Gelar Halaqah Kyai Muda Nasional

452

BANTEN, ansorjabar online – Pengurus Pusat MDS Rijalul Ansor Gerakan Pemuda Ansor mengadakan kegiatan Halaqah Kyai Muda Gerakan Pemuda Ansor , Senin. (20/11) di Ponpes Cidahu Cadasari Pandeglang Provinsi Banten.

Halaqah yang bertema ” Dimana Bumi dipijak disitu langit dijunjung” ini dihadiri oleh para kyai muda se-DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Halaqoh dibuka oleh pengasuh pesantren Cidahu, Abuya Muhtadi Dhimyati sebagai sohibul ma’had sekaligus guru sepuh GP Ansor mengamanatkan kepada seluruh kader Ansor, terutama para kyai muda agar hati-hati dan waspada terhadap organisasi-organisasi radikal mengatasnamakan agama yang hendak merongrong keutuhan NKRI dan dasar negara Republik Indonesia, yakni Pancasila.

Abuya mengingatkan bahwa mereka bukanlah “musuh islam” tetapi “musuh pesantren”. Sejarah mencatat bahwa orang-orang pesantrenlah yang dahulu memperjuangkan terbentuknya NKRI dan mempertahankannya di garda terdepan hingga sekarang.

Ketua umum PP GP Ansor KH. Yaqut Cholil Qaumas, atau Gus Yaqut dalam sambutanya menyampaikan bahwa kegiatan halaqoh ini dilatarbelakangi oleh adanya psy-war di media sosial terkait pemberitaan statemen Katib Aam PBNU KH.Yahya Cholil Staquf yang berpendapat bahwa urusan umat islam di negeri Indonesia biarlah menjadi urusan umat islam indonesia, sementara orang islam dari luar negeri hendaklah mengurusi kondisi islam di negara masing- masing.

Menurut Gus Yaqut, pro kontra di media sosial tersebut dianggap perlu untuk disikapi oleh PP GP Ansor agar tidak timbul fitnah dan kegaduhan umat.

Masalahnya, menurut Gus Yaqut, sekelompok organisaai islam menganggap bahwa masyarakat yang mengadakan kegiatan pengajian atau tabligh keagamaan belumlah sempurna jika tidak mengundang “habaib” sebagai pemberi tausiah. Hal ini menurut Gus Yaqut, menjadi kontra pemahaman.

“Sesungguhnya, dakwah islam di Indonesia sejak dahulu dilakukan oleh para Kyai-Kyai melalui pesantren dan pengajian. Jika hari ini seseorang menafikan peran para kyai tersebut, dan mengklaim bahwa ta’lim itu harus dengan Habaib, menurut gus yaqut tidak dapat dibenarkan. Agama Islam memang hadir di jazirah Arab melalui diri Rasulullah saw., namun bukan berarti belajar agama islam harus ke “orang arab” atau keturunan rasulullah saja”. ungkap Gus Yaqut

Orang yang bijak itu menurut gus yaqut adalah mereka yang memahami jati diri dan identitas keilmuan agamanya melalui silsilah sanad guru yang jelas, bukan orientasi arabisme. Itulah salah satu alasan menurut gus yaqut bahwa tema halaqoh ini ” dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”.

Senada dengan penyampaian ketua umum PP GP Ansor teesebut, dalam paparan materi halaqoh yang dimoderatori oleh Gus Usamah dari pengurus MDS Rijalul Ansor pusat, KH. Abu Yazid Busthomi atau Gus Yazid menolak anggapan bahwa hanya habaib sajalah yang memiliki otoritas mutlak tentang kebenaran cara pandang keagamaan.

Menurut gus yazid, yang harus diteladani adalah guru yang ‘alim, yakni ‘alim bil ‘ilmi wal adab. Apabila seseorang tidak memiliki dua kriteria ini maka jangan pernah diposisikan sebagai pemilik kebenaran mutlak.

Gus Yazid berpendapat bahwa demkkianlah memahami konsep Ahlu sunnah, yakni konsep perilaku nabi, bukan sekedar konsep ahlu hadits yakni hal yang disandarkan pada suatu riwayat yang disandarkan pada nabi. Gus yazid membedakan pemahaman antara sunnah dan hadits.(gus je)