PMII Cianjur Gelar Dialog Kebhinekaan Bersama Pendeta GKI

407

CIANJUR – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Cianjur mengunjungi pendeta dan warga Kristiani di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Cianjur, Sabtu (10/12/2016).

Kedatangan massa PMII tersebut bagian dari refleksi peringatan hari Hak Azazi Manusia (HAM) yang jatuh pada tanggal 10 Desember 2016. Dalam kunjungan tersebut, massa PMII melakukan dialog kebhinekaan bersama sejumlah pendeta dan warga kristiani.

Sering kali kita mengatakan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika, namun hanya sebatas simbol dan wacana saja. Dan kegiatan ini merupakan bukti nyata kader PMII dalam mengamalkan Pancasila, UUD 1945,” ujar Ketua Umum PMII Cianjur, Tedi Sopian.  

 Dirinya mengajak kepada semua warga pergerakan dan masyarakat Kabupaten Cianjur untuk sadar dan paham bahwa berbhineka itu tidak ada batasan baik dominasi mayoritas atau minoritas.

Kami sengaja mengadakan agenda tersebut di Gereja dalam upaya menghilangkan batasan yang cenderung mendikotomi kita selaku warga negara,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Tedi, ummat kristiani juga perlu mendapatkan haknya selaku warga negara yang sampai detik ini masih terampas oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan agama.

“Kendatipun Islam adalah agama mayoritas di Negri ini, tapi Islam itu Rahmatan lil’alamin, bukan Lil’muslimin,” jelasnya.

Sementara, salah seorang pendeta GKI Cianjur, Hendra menyambut baik dengan adanya diskusi publik mengenai kebhinekaantersebut. Sebagai pemeluk agama nasrani yang minoritas, pihaknya juga mempunyai hak dan kewajiban sebagi warga negara.

Pemeluk agama kristen di Cianjur sendiri memang sudah ada sejak lama antara tahun 1901 namun keberadaannya yang dikatakan minoritas menjadikan mereka tidak mudah diterima oleh masyarakat,” kata Hendra.

Hendra berharap, kedepan tidak ada diskriminasi terhadap kaum minoritas di Kabupaten Cianjur. “Kita tetap jaga kerukunan antar ummat beragama, khususnya di Kabupaten Cianjur,” pungkasnya.