PMII Bershalawat : Membumikan Tradisi Untuk Keutuhan Konsep Diri

290

Bandung, (AnsorJabar Online)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Sunan Gunung Djati Cabang Kota Bandung,Gelar Tabligh Akbar dan tahlil Haul Gusdur dalam Rangka memperingati Maulid Nabi, Senin malam (02/01/2016) di Di Masjid Iqamah Kampus Uin Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan Tema Acara “Membumikan Tradisi Untuk Keutuhan Konsep Diri”.

Sahabat Dasep Burhanudin Selaku Wakil Sekretaris 3 Bidang Keagamaan PMII Komisariat UIN, Mengatakan bahwa berbicara nilai kultur hari ini tidak terlepas dari problematika sosial masyarakat.

“bahwa kultur yang baik adalah bentuk dari manifestasi peradaban maju, sebab pada dasarnya kebudayaan yang maju adalah kebudayaan yang mampu mempertahankan kearifan lokal yang telah menjadi identitas diri, karakteristik berfikir, cara pandang hidup yang terwujud dalam perilaku dan tingkah laku manusia”.Ungkap nya

Dalam kesempatan Tersebut sahabat Irman Susandi pun menyampaikan selaku penyelenggara secara teknis, bahwa kami dari PMII Komisariat UIN Cabang Kota Bandung sengaja mengundang Muballigh Nasional  Yaitu KH. Rd. Muhammad Hariri AA. MA. Yang juga merupakan Senior PMII Kota Bandung ketika beliau masih aktif sebagai mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Fardan Abdul Basith Ketua PMII Komisariat UIN Sunan Gunung Djati Cabang Bandung Masa Khidmat 2016-2017 di sela-sela Acara menyampaikan dengan kondisi zaman yang semakin berkembang, dengan cirinya modernitas sebagai dasar masyarakat cendrung telah memproyeksikan dirinya hanya pada ruang-ruang kesadaran material, karenanya transformasi kulturalpun semakin tsrkikis karena topangan paham liberalisme,

“dengan topangan neoliberalis dan kapitalisasi dalam semua lini kemudian ajaran-ajaran kultur tradisionalispun dipandang sebagai bentuk alianisi manusia yang terlalu kolot dari corak pandangan hidup masyarakat modern, oleh sebab itu ciri khas dari modernisasi telah mampu menghegemoni budaya tradisional khususnya dibidang keagamaan , pada akhirnya pandangan masyarakat modern paham islampun menjadi kagetan dalam memahami realitas, seharusnya agama sebagai entitas yang perlu di pahami secara rahmatan lilalamin dalam kehidupan berbangsa dan beragama, apalagi kita hidup di negeri yang memiliki ragam budaya, agama. seharusna bisa lebih pluralis seperti paham Gusdur dalam pandangannya terhadap masyarakat.”ujar dia

atas fenomena diatas dengan agenda Maulid Nabi Muhammad Saw, Fardan berharap kalangan Masyarakat umum mampu memahami apa yang telah di pesankan oleh Rasulullah saw sebagai “Uswatun Hasanah” dalam artian meneladani pergerkan rasullullah ketika meluruskan paham-paham ketidak adilan, karena pada kondisi seperti inilah kita sebagai manusia yang hidup di zaman modern harus mampu mendominasi dan menghegemoni arus perlawanan modernisme kemudian kita sebagai pemuda yang ada di kalangan clas intlektual diyakini perlu menjadi people power dalam menjalankan pemahaman islam Ahlussunnah Waljamaah untuk mentransformasikan islam yang sejuk damai Yaitu Islam Rahmatan Lil Alamin “islam yang memberi rahmat bagi sekalian alam”.

“Kami selaku panitia penyelenggada kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw, bertujuan membumikam kembali kultur Ahlussunnah Waljamaah yang masive dilingkungan kampus dan masyarakat umum kemudian besar harapan kami, dengan mengawali moment ditahun baru masehi ini semoga PMII menjadi Barometer dalam menyikapi setiap Realitas yang terjadi dilingkungan masyarakat. karena dzkir, fiqir, amal shaleh sebagai fungsi akal kita perlu mengingat berbagai hal yang kemudian harus di kembangkan sebaikbaiknya”.Ujar Fardan.

Acara yang diselenggarakan di Mesjid Iqamah Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Acara dimulai pada Waktu tanggal 02 Januari 2017 yang dimulai dari jam 19:00-selesai dihadiri oleh jamaah yang hadir dari berbagai kota didaerah jawa barat.(Moch)