Peringati HSN, Ajengan Kampung Dan Masyarakat Adakan Udunan

480

CIPONGKOR, (ansorjabar online) – Hari Santri Nasional (HSN) kembali akan diperingati pada 22 Oktober mendatang untuk tahun ke-3. Pada tahun ini, tema nasional yang diangkat adalah Meneguhkan Peran Santri Dalam Bela Negara, Menjaga Pancasila dan NKRI.

Berbagai rangkaian acara dalam menyambut peringatan yang telah ditetapkan Presiden Jokowi pada tahun 2015 ini telah berlangsung sejak awal Oktober di berbagai daerah di tanah air. Tak terkecuali para ajengan kampung di pelosok desa.

Di Cipongkor Kabupaten Bandung Barat, para ajengan kampung yang tergabung dalam MUI Desa Neglasari menginisiasi HSN dengan menggelar bebeberapa kegiatan, diantaranya upacara HSN, penampilan seni budaya pesantren dan puncaknya Tabligh Akbar.

“Kegiatan akan dipusatkan dilapangan Desa Neglasari pada hari minggu tanggal 22 Oktober nanti. Ada tiga acara akan kita gelar, pada siang harinya upacara dan penampilan seni dari perwakilan-perwakilan pesantren, dan malamnya pengajian,” kata penggagas acara sekaligus Ketua MUI Desa Neglasari KH. Ahmad Rafei Jalaludin dikediamannya, Pondok Pesantren Al-Hikmah, Kampung Lembur Sawah, Neglasari, Cipongkor, Minggu (15/10/2017).

Hingga saat ini, kata Kyai alumni pesantren Riyadlul Alfiyah Wanaraja Garut dan Wakil Rois MWC NU Cipongkor ini, partisipasi masyarakat dan pesantren cukup antusias. Konfirmasi kepada panitia, acara akan diikuti pula masyarakat dan pesantren dari Sindangkerta, Gununghalu dan Rongga.

Dalam penyelenggaraanya, kebutuhan dana dengan menggalang udunan para ajengan dan masyarakat.

“Semua digelar dengan udunan para ajengan dan pengurus MUI. Sebagian yang lain dari masyarakat jamaah. Untuk konsumsi, para ajengan juga membuat masing-masing 50 paket,” ujarnya.

Rencanaya, tabligh akbar akan disampaikan dua muballigh yakni KH. Abdul Mujib dari PP Faozan Garut (Wakil Ketua PWNU Jabar) dan KH. Asep Syamsudin dari Kabupaten Bandung.

Dengan digelarnya HSN ini, Kyai Ahmad berharap dapat lebih memasyarakatkan HSN ditengah masyarakat.

“Agar masyarakat, generasi saat ini dan kita semua lebih mengetahui sejarah bangsa, yakni adanya jasa serta sumbangsing pesantren, para ulama dan santri dalam turut serta memperjuangkan kemerdekan bangsa kita,” pungkasnya. (edi)