“Penghina Gusdur” Itu Diterima Dengan Cinta Kasih, Ini Pesan Penting Keluarga Gusdur Untuk Para Da’i

3163
BANDUNG, (ansorjabar online) –Penceramah Ustadz Munzir Situmorang yang sempat video ceramahnya menjadi viral karena memuat penghinaan kepada almaghfurlah KH. Abdurahman Wahid menepati janjinya untuk minta maaf kepada keluarga Gusdur.
Didampingi jajaran pengurus PC GP Ansor dan Banser Kota Bekasi, Munzir Situmorang tiba di kediaman keluarga Gusdur di Ciganjur, Sabtu (02/09/2017). Hadir dari pihak keluarga Ibu Sinta Nuriyah beserta kedua putrinya Yeni Wahid dan Inayah.
Kedatangan ustadz yang dalam ceramahnya mengatakan Gusdur sebagai “wali setan” ini diterima keluarga Gusdur penuh kehangatan dan cinta kasih.
Kepada Munzir, Ibu Sinta menyampaikan bahwa tanpa permintaan maaf sekalipun, pihak keluarga Gusdur telah memaafkan atas kekeliruan yang dilakukannya. Pertemuan tersebut berlangsung cair diselingi canda dan tawa.
“Bagi yg mengina atau mengejek Gusdur pasti kami maafkan. Karena bagi keluarga, sikap ini adalah akhlak Gusdur yang tertanam dalam kepribadian almarhum dan selalu dipegang teguh oleh keluarga,” ungkap Ibu Sinta.
Dalam kesempatan tersebut, Yeni Wahid mengajak yang hadir untuk menjadikan kejadian tersebut sebagai pelajaran dan dijadikan pegangan hidup terutama para penceramah dalam setiap dakwahnya.
“Tidak pantas untuk menghina atau menjelekan seseorang karena agama tidak pernah mengajarkan demikian,” kata Yeni.
Inayah menambahkan bahwa keluarga Gusdur tidak pernah mendeklarasikan bahwa Gusdur sebagai wali.
“Kalau pun masyarakat atau santri meyakini, silahkan sajal,” tambahnya.
Didampingi istri, Munzir Situmorang berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut.
“Saya berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Saya merasa bahwa yg terucap ada paksaan dan kerasukan syaitan saat menyampaikan gusdur wali setan,” akunya.
Ditempat yang sama, Ketua GP Ansor Kota Bekasi M. Joefry berpesan agar Munjir situmorang menyempatkan untuk ziarah ke makam Gusdur di Pesantren Tebu Ireng Jombang, agar mengetahui bahwa Gusdur merupakan tokoh yang dihormati masyarakat.
“Agar paham bagaimana sampai hari ini banyak peziarah yang hadir dari berbagai pelosok di tanah air,”  ucap Joefri.
Sebelumnya beredar luas sebuah video ceramah Munzir Situmorang yang didalamnya memuat penghinaan kepada KH. Abdurahman Wahid dengan mengatakan “Gusdur wali syetan”. Hal tersebut memunculkan rekasi keras kaum Nahdliyyin terutama di Kota Bekasi, lokasi kegiatan ceramah Munzir yang terjadi 2015 yang lalu di Masjid Assalam.
Maka, pada tanggal 27 Agustus 2017 yang lalu dilakukan mediasi antara KBNU Kota Bekasi dengan Munzir Situmorang yang dihadiri perwakilan pemerintah daerah, aparat kepolisian, Danramil dan DKM Assalam. Dalam mediasi tersebut, Munzir mengakui perbuatannya dan berjanji untuk menyampaikan permohonan maaf pada pihak keluarga Gusdur.
Semoga saja kasus Munzir Situmorang ini menjadi pelajaran bagi para Da’i untuk memperhatikan etika dalam berdakwah. (edi).