Pendidikan Karakter, Cegah Radikalisme

131

Oleh: Dhilla Nuraeni Az-zuhri*

Gencarnya infiltrasi ideologi radikalisme perlu dicegah dengan menguatkan pendidikan karakter pada pelajar, terutama pada nilai-nilai nasionalis yang meliputi cinta pada tanah air, menghargai keberagaman, menghormati perbedaan keyakinan, bangga menjadi Indonesia yang bersinergitas dan bertanggung jawab.

Dalam upaya mencegah pengaruh radikalisme, sudah banyak beberapa pakar pendidikan dan sosial yang telah menyinggung pentingnya penerapan pendidikan karakter kepada pelajar sejak dini.

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga pelajar memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa pendidikan karakter penting dalam mencegah faham radikalisme di lingkungan kehidupan pelajar? Tidak lain dan tidak bukan karena radikalisme saat ini banyak menyasar kaum muda, termasuk pelajar di dalamnya, dalam melanggengkan faham garis kerasnya.

Anak muda, terutama pelajar, dipilih karena memiliki kecenderungan sikap masih labil yang dapat dimanafaatkan oleh faham radikal sebagai propaganda. Selain itu radikalisme menyasar pelajar juga dikarenakan adanya semangat patriotik di diri anak muda yang beresiko disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Untuk mencegah radikalisme, pendidikan karakter hadir melalui pendidikan budi pekerti yang disertai dengan keterlibatan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan.

Aspek pengetahuan diperlukan untuk memberikan pemahaman yang cukup memadai mengenai bahaya radikalisme dan apa keuntungan yang didapat apabila menjauhinya.

Melalui pengetahuan, anak muda juga dapat diberikan penjelasan yang mendalam mengenai kehidupan damai, tenggang rasa, dan saling menghormati.

Sebenarnya Pendidikan karakter secara formal sulit untuk dikembangkan di kurikulum sekolah, tetapi pendidikan karakter dapat diintegrasikan dan diimplementasikan dalam setiap kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler.

Hal ini dituntut untuk kerjasama yang instensif antara pendidik dan orangtua, karena nyatanya pembentukan karakter tidak bisa dibentuk hanya dengan mengandalkan sekolah saja, melainkan perlu juga dorongan dari dalam, yaitu keluarga yang paling utama.

Lantas, sejak kapan pendidikan karakter harus diterapkan?

Pendidikan karakter harus diterapkan sedini mungkin, karena kita tahu bahwa anak muda adalah asset terbesar bangsa ini untuk masa depan.

Banyak harapan yag disematkan di pundak mereka. Jika kita menerapkan pendidikan karakter pada pelajar dari mulai usia dini, maka pelajar akan terbentengi dari faham radikal.
*Pengurus PW IPPNU Jabar