Pemberlakuan Ganjil-genap Pintu Tol Tambah Titik Kemacetan di Kota Bekasi

80

Pemberkaluan Ganjil-genap Pintu Tol Tambah Titik Kemacetan di Kota Bekasi

BEKASI – Rencana pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memberlakukan sistem ganjil – genap pada pekan depan di dua akses pintu masuk tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur dinilai masih belum efektif dalam mengurai kemacetan terutama di jam-jam sibuk. Hal ini diungkapkan Hasan Muhtar Sekertaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Bekasi, Selasa (6/2/2018).

Menurut Mumu sapaan akrabnya, ganjil genap sangat mengdeskreditkan warga masyarakat Kota Bekasi. Pasalnya, pemerintah secara tidak langsung menutup akses utama tanpa memberikan alternatif jalur lain. “Ini kan lucu kebijakanya mencoba mengurai kemacetan. Tapi, secara tidak langsung justru malah menambahkan titik kemacetan baru,” kata Mumu.

Mumu yang juga sebagai anggota Dewan Transportasi Kota Bekasi menjelaskan bahwa yang membuat macet Ibu Kota Jakarta atau jalan tol Cikampek itu bukan hanya dari aktifitas warga masyarakat Kota Bekasi, tapi juga daerah lain seperti Kabupaten Bekasi maupun daerah sekitarnya seperti Karawang.

“Seharusnya pemerintah memberlakukan seluruh pintu tol yang ada di daerah – daerah tersebut, pemerintah juga sebaiknya menyiapkan jalur alternatif atau memperbaiki fasilitas transportasi umum yang memadai dan modern. Jadi menyiapkan dulu fasilitas penunjang kebijakannya baru kebijakannya dijalankan, ” kritiknya.

Tidak hanya itu, Mumu juga melihat jika Pemerintah pusat belum secara maksimal turun kelapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat khususnya warga Kota Bekasi. Sehingga kebijakan tersebut terkesan dipaksakan.

” Seharusnya turun dulu ke masyarakat lihat demografi masyarakat di daerah inikan terkesan tidak ada sinergi penanganan transporatsi antara pemerintah pusat dan daerah, ” imbuhnya.

Tokoh pemuda Bekasi Utara ini mencontohkan, masyarakatnya Kota Bekasi yang akan terkena dampak secara langsung yakni mereka yang setiap harinya melintas di ruas Jalan Ahmad Yani dan akses fly over sumarecon.

“Saya sebagai warga Bekasi Utara khawatir dengan tidak bersinerginya masalah transportasi, masyarakat di Kota Bekasi Utara akan terisolasi dari minimnya akses jalan yang tersedia, ” tutupnya