Obay : Kongres PMII Ajang Solidaritas Nilai dan Modernisasi Organisasi

199

Bandung, (ansorjabar online)
Ayi Sofwanul Umam selaku Kandidat Ketua Umum PB PMII dari Jawa Barat memandang bahwa Kongres PMII XIX di Palu pada tanggal 15 Mei 2017 mendatang merupakan forum konsolidasi dan solidaritas nasional tentang nilai dan orientasi organisasi dalam satu periode kepemimpinan kedepan.
“Perlunya memodernisasi PMII selaku mesin pengkaderan PMII untuk memperkuat gerakan sosial PMII selaku kelompok Islam moderat di Indonesia dimasa yang akan dating,” ujar Ayi usai mengikuti pra kongres dan debat kandidat bakal calon Ketum PB PMII di Bandung, Jum’at (31/3/2017).

Pria yang akrab disapa Obay tersebut menyadari bahwa akhir-akhir ini situasi Bangsa Indonesia sedang berhadapan dengan kelompok Islam Radikal yang merongrong kekayaan dan keindahan heterogenitas kebangsaan.

“Komitmen persatuan dan kesatuan sebagai satu society sudah diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 dan saat ini kita hanya perlu memperkuat persatuan dan kesatuan itu melalui realisasi visi kemerdekaan Indonesia, bukan malah mempertanyakan kembali komitmen keindonesiaan kita,” ujarnya.

Dirinya juga menegaskan jika PMII sebagai salah satu eksponen Islam Moderat, yakni memandang ajaran Islam dan falsafah pancasila sebagai satu kesatuan utuh yang saling menguatkan, saat ini sedang mendapat tantangan yang nyata.

“Dari sisi kanan dihantam oleh kekuatan kelompok Islam radikal, dari kiri dihantam oleh kekuatan neoliberalisme, dari atas ditekan oleh kekuatan represif politik, dari bawah di hadapkan pada sosial kultur yang semakin memudar akibat dari globalisasi,” jelasnya.

Pada titik ini, lanjut Obay, kaderisasi menjadi kunci bagi masa depan kelompok Islam moderat di Indonesia. “Penguatan Kaderisasi di setiap Kampus, baik di kampus umum maupun agama di seluruh Indonesia adalah sebuah keniscayaan,” sambungnya.

Lebih jauh dirinya menjelaskan bahwa berbicara NKRI sudah menjadi harga mati, bukan hanya sebatas yel-yel saat turun aksi jalanan, dan bukan pula sebuah jargon omong kosong. “Melainkan NKRI Harga mati adalah cita-cita dan tujuan mulia PMII yang tertuang dalam AD/ART PMII,” tandasnya.

Dengan visi kepemimpinannya, jika kelak dipercaya memimpin PMII dirinya akan berusaha mewujudkan PMII sebagai organisasi kaderisasi yang modern berdasarkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dan semangat hubbul wathon minal iman.

“Yang terpenting penguatan solidaritas nilai dan tata organisasi berbasis modern yang dibalut dengan keorganisasian yang handal merupakan suatu keniscayaan dalam mewujudkan kebesaran PMII dimasa yang akan dating,” pungkasnya. (Ade Mahmudin)