NGOPI SANTRI: COCOKLOGI DALAM BERAGAMA

706

NGOPI SANTRI: COCOKLOGI DALAM BERAGAMA

Oleh : Ardiyansyah

Kita pernah dihebohkan dengan pernyataan salah satu oknum di KPAI yang mengatakan bahwa wanita bisa hamil di kolam renang jika kolam tersebut bercampur antara laki-laki dan wanita. Mengambil argumen, bahwa laki-laki yang ereksi disaat berenang, sperma yang kuat akan masuk ke dalam rahim wanita dan terjadilah pembuahan. Statment ini membuat gaduh bukan hanya di Indonesia melainkan di dunia. Kita pernah juga melihat seseorang yang hobi mengotak-atik angka didalam al-Quran dan dicocokkan dengan kejadian-kejadian seperti musibah ataupun konflik.
Belum lagi bagi seseorang yang hobi membahas dan membaca mengenai eskatologi Islam mengenai akhir zaman, ia menyamai perang Suriah dengan perang akhir zaman, jika Palestina dan Israel berdamai akan terjadi kiamat, belum lagi perseteruan kerajaan Saudi Arabia mengenai putra mahkota dianggap sudah disabdakan Nabi Muhammad, bahkan mereka mencocok-cocokan kejadian alam tentang kiamat dan munculnya Dajjal dan Nabi Isa. Virus Corona yang dalam ilmu kedokteran dianggap virus yang merugikan, ada salah satu penceramah yang mengatakan bahwa itu adalah tentara Allah untuk China karena telah menzalimi muslim Uighur. Mengenai virus Corona, ada istri salah satu penyanyi religi yang memosting, virus Corona sudah ada di iqra dengan tulisan Arab ‘Qorona’ memakai huruf Qof.
Contoh di atas bisa kita sebut dengan istilah modern ialah ‘cocoklogi’ dimana mereka hobi mencocok-cocokan sesuatu dan dikaitkan dengan agama sehingga terjadi pembenaran, padahal maksudnya bukan begitu. Bahkan tidak main-main, kaum cocoklogi merasa paling benar sehingga ketika menerima argumentasi ilmiah mereka menolak. Kaum cocoklogi juga sangat menyenangi bacaan tentang teori konspirasi dimana didalamnya terdapat argumentasi yang dianggap masih praduga kemudian dikatakan bahwa itu adalah ilmiah.
Cocoklogi sangat membahayakan bagi umat Islam. kita ketahui dan kita akui bahwa umat Islam saat ini sedang dibawah nadir peradaban. Seharusnya rasionalitas yang telah dibangun oleh manusia digunakan untuk penelitan ilmiah. Ini ada sebagian umat Islam yang meninggalkan hal itu. Karena kasus ini sangat mengkhawatirkan, maka Pesantren Motivasi Indonesia (PMI) yang diasuh oleh KH. Ahmad Nurul Huda Haem (Ayah Enha) berlokasi di Burangkeng, Setu, Kab. Bekasi menyajikan tema cocoklogi sebagai pembahasan yang akan dibahas di Ngopi Santri. Ngopi Santri sendiri lahir atas kesedihan dimana sebagian umat Islam mengalami penurunan literasi. Diskusi tanpa literasi akan terkesan hambar dan hampa. Ngopi Santri selain menyajikan diskusi, ada review buku didalamnya, sehingga diskusi yang disajikan kuat akan argumentasi.

Kembali kepada pembicaraan cocoklogi, penulis sebagai moderator menyajikan review buku karya Charles Kimball yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul ‘Kala Agama Jadi Bencana.’ Agama yang seharusnya menjadi pedoman hidup, dasar toleransi, memberikan keamanan, justru menjadi kebalikannya, yaitu menjadi perusak, penghancur, dan menjadi salah satu sebab krisis kemanusiaan, mengutip kata Kimball yaitu bencana.
Argumentasi yang Kimball ajukan mengapa agama bisa menjadi bencana setidaknya ada empat faktor. Yang pertama, penyalahgunaan teks suci, kedua, kepatuhan buta terhadap pemimpin agama, ketiga, punya ambisi membentuk zaman ‘ideal’, keempat, mempunyai ambisi mempertahankan tempat dan simbol yang dianggap suci. Oke, kita bahas satu persatu.
Pertama, penyalahgunaan teks suci. Sejarah mencatat bagaimana wafatnya Ali bin Abi Thalib di tangan seorang khawarij Abdurrahman bin Muljam yang memakai ayat-ayat berkaitan dengan orang kafir ditujukan untuk Ali bin Abi Thalib. Begitu juga kelompok al-Qaedah, ISIS, Hizbut Tahrir yang menggunakan ayat-ayat perang untuk situasi damai. Penyalahan teks suci ini berhasil mempengaruhi sebagian orang, hingga mereka rela melakukan bom bunuh diri agar masuk surga dan mendapatkan 72 bidadari.
Kedua, kepatuhan buta terhadap pemimpin. Orang yang melakukan bom bunuh diri dikarenakan doktri yang kuat, bahwa pemimpin agama atau spritual selalu benar, dan apa yang ia perintah harus diikuti. Sampai membuat kerusuhanpun mereka rela dikarenakan sudah ada doktrin yang kuat di dalam pikirannya. Akal yang dianugerahi oleh Allah untuk menganalisa suatu permasalahan mereka hilangkan dan digantikan dengan ketaatan buta.
Ketiga, punya ambisi membentuk zaman ideal. Alasan ketiga ini penulis jadi teringat slogan Hizbut Tahrir tentang khilafah. Mereka mempunyai asumsi bahwa apapun masalahnya khilafah adalah solusinya. Belum lagi kelompok-kelompok yang memberontak di Timur Tengah, mereka mempunyai ambisi untuk menegakkan ‘syariat’ Allah dan menjadi hukum positif negara. Tetapi ambisi hanyalah ambisi, Libya yang telah berhasil ditaklukkan oleh pemberontak justru menjadi negara gagal.
Keempat, mempertahankan tempat dan simbol yang dianggap suci. Ingat kasus dimana Banser Garut membakar bendera Hizbut Tahrir Indonesia yang kebetulan mereka pakai tulisan kalimat tauhid, la ilaha ilallah muhammadur rasulullah? Ya demo besar-besaran terjadi. Banser dianggap melecehkan kalimat Tauhid, padahal bendera tauhid yang mereka gunakan untuk menyembunyikan niat jahat mereka untuk menggulingkan pemerintah dan mengganti Pancasila.
Ayah Enha menganalisis permasalahan yang terjadi pada kaum cocoklogi ialah dikarenakan kurang jauhnya ia pergi sehingga terjadilah nalar cuti. Nalar cuti dimana mereka sudah tidak menggunakan nalar yang sehat lagi untuk menganalisis suatu masalah. Mereka membangun tembok besar sehingga mereka menutup pintu dialog dan kebenaran. Yang anehnya lagi, mereka selalu berkata mereka membawa kebenaran dan cahaya. Jika mereka bercahaya, seharusnya menerangi yang lain. Dan jika mereka adalah sumber cahaya, mereka tak perlu khawatir akan cahaya-cahaya lain.
Gus Azaz yang menjadi narasumber pada tema cocoklogi menjelaskan dengan argumentatif, bahwa mereka mudah sekali seperti itu dikarenakan mereka kurang memakai analogi ilmiah. Apapun yang dari Barat dianggap sesat dan tidak patut untuk ditiru dan diikuti. Mengutip ayat Al-Quran, al-Zumar ayat 9 dimana dikatakan orang berilmu berbeda dengan yang tidak berilmu ocontohnya virus Corona. Ketika negara China berusaha menemukan obatnya secara medis, kita justru sibuk mengatakan itu tentara Allah. Pengobatan alternatif dijadikan pengobatan untuk seluruh penyakit, bahkan corona yang seharusnya disembuhkan dengan obat cukup dengan jampi-jampi. Hal ini yang membuat umat Islam jutsru makin terpuruk. Jika kita lihat orang Baratlah justru yang menegakkan syariat Islam seperti anti korupsi, melawan kebodohan, membuka usaha sehingga bermanfaat bagi orang lain, sehingga Allah berikan kemakmuran kepada mereka. Sedangkan kita justru masih sibuk dengan sesuatu yang masih praduga dimana belum dibuktikan secara ilmiah. Begitulah pentingnya literasi agar umat semakin cerdas dan mampu melihat setiap permasalahan dari berbagai macam sudut pandang. Inilah sebabnya ngopi santri hadir di tengah-tengah umat.