Mutiara Cirebon: Sang Penakluk “Nabi Modern”

564

Suatu ketika ia mendapatkan telphon dari Polda Metro Jaya. Ia diminta datang ke polda untuk berdialog agama dengan Ahmad Mushaddeq yang mengaku sebagai seorang Nabi. Permintaan itu langsung diiyakan.
Didampingi Agus Miftah ( Ahli jaringan Yahudi) Dr. Bachtiar Ali (pakar komunikasi) serta wakil dari MUI , Kejaksaan Agung dan dari Kepolisian , Kang Said berdialog bebas dengan Mushaddeq. Sementara yang lain hanya melihat proses jalannya dialog. Sampai Akhirnya mereka menjadi saksi kehebatan tokoh asal cirebon itu.

Mula-Mula mushaddeq dipersilahkan untuk menjelaskan asal usul diri dan perjalanan spiritualnya hingga bisa memproklamirkan diri sebagai seorang Nabi. Mushaddeq menceritakan secara runtut perjalanan spiritualnya, termasuk adanya bisikan di Arafah yang mengangkat dirinya sebagai Nabi. Tak lupa ia membacakan Ayat-Ayat Alqur’an untuk memperkuat kemungkinan masih adanya Nabi terakhir, yang tak lain adalah dirinnya.
Ia juga menjelaskan alasan ajaran yang dibawanya tentang shalat yang tidak harus dilaksanakan 5 kali sehari, tspi cukup satu kali di tengah malam, lalu dilanjutkan dengan merenung. Juga puasa sebulan Ramadhan yang bisa diganti dengan Senin-Kamis.

Ketika Kang Said diberi kesempatan brbicara, ia menanggapi pengalaman spiritual Mushaddeq itu dari sisi Tauhid dan Tasawuf. Termasuk adanya tingkatan Wahm (halusinasi), khayal (imajinasi) ilmu yaqin, ainul yaqin, haqqul yaqin, wahyu, dsb. Aneh, musaddeq yang mengaku nabi tampak tidak nyambung dengan bahasa itu. Malah tekagum kagum pada ulasan kang Said.
“Baru kali ini saya mendapatkan penjelasan seperti ini” musaddeq mengakui kedalaman ilmu lawan bicaranya. Setelah berlangsung dialog selama 3 jam, tampaknya secercah cahaya hidayah telah terbuka di hati musaddeq. Ia meminta waktu 3 hari untuk merenungkan kembali langkah yang telah diyakininya dan telah mendapatkan puluhan ribu pengikut. Hingga akhirnya setelah waktunya tiba ia menyatakan tobat dan kembali ke jalan yag benar . “Alhamdulillah , doa saya diterima untuk bertemu Ulama, di tempat saya bermudzakarah (diskusi). Sekarang saya sadar kalau langkah saya selama ini salah ” Aku musaddeq.

Disisi lain, kang said juga mengakui kehebatannya “Dia memang hebat, paham dengan asbabun nuzul dan asbabul wurud, Hanya Saja kurang sedikit saja yang kurang pas, Dia mengaku Nabi, itu saja

 

Sumber : Santrinusantara