Menjadi NU dengan Cara NU; Sepenggal Kisah Tentang Kiai Fuad Hasyim Cirebon

323

Syahdan, Kiai Usamah Manshur–Katib Syuriyah PWNU Jawa Barat–dipanggil oleh Kiai Fuad Hasyim. Demi ta’dhim dan khidmat, Kiai Usamah tergopoh-gopoh memenuhi panggilan tersebut.

Kiai Fuad menjelaskan, bahwa anak semata wayangnya sedang di rumah sakit, menjadi korban “pengeroyokan”, akibat diduga bersikap ugal-ugalan di jalanan, dengan sepeda motornya.

“Usamah, selesaikan masalah ini dengan cara NU!”. Perintah Kiai Fuad.

“Mohon petunjuk, apa maksudnya menyelesaikan masalah dengan cara NU, Kiai?”. Susul Kiai Usamah.

“Begini, kamu tahu apa yg dilakukan Nabi Muhammad Ketika mengetahui putrinya, Fatimah, akan dipoligami oleh Ali bin Abi Thalib?”, Ujar Kiai Fuad.

“Rasulullah dawuh: ‘tholliqhaa fainnahaa qith’atun min lahmii–ceraikan (Fatimah, jika kamu mau poligami), karena ia adalah bagian dari darah dagingku!”.

Tanpa banyak mendebat, Kiai Usamah mohon diri seraya pamitan: “Nggih, Yai!”.

Di perjalanan pulang, Kiai Usamah berpikir keras, dan menemukan secercah inspirasi.

“Oh, Yai Fuad nampaknya merasa sakit, karena putranya, darah dagingnya, diperlakukan sedemikian rupa”, tutur batin Kiai Usamah.

Segera Kiai Usamah menemui beberapa tokoh di tempat kejadian perkara. Ia menjelaskan siapa korban pengeroyokan dan orangtuanya. Sembari mencari jalan penyelesaian yg mankus dan sankil.

Pucuk dicinta ulam tiba, usaha Kiai Usamah berbuah manis. Ia bisa menenangkan masyarakat, yg kadung telah “mengeroyok” putra Kiai Fuad, dan di saat yang sama ia bisa mengajak serta sang putra Kiai Fuad kembali ke rumah, dengan aman.

Demi kejadian tersebut, Kiai Usamah terpahamkan, apa yg dimaksud dengan menjadi orang NU dengan Cara NU. Selalu mencari jalan tengah penyelesaian maslah yang mendahulukan “maslahat al-aammah/common sense”.

Ini adalah sepenggal kisah Kiai Usamah, yang beliau ceritakan pada saat membuka Madrasah Kader Nahdlatul Ulama tanggal 17 Maret 2017, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyyah 3 Karawang.

Ditulis oleh Ucup Fathudin Al-Maarif, Peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Angkatan I. Pengurus LDNU Jawa Barat