Melawan slogan “tidak usah NU-NU an”

378

Melawan slogan “tidak usah NU-NU an”

melawan logika provokatif “tidak usah NU-NU an yg penting ahlus sunnah wal jama’ah.” Slogan itu lah yang mulai ramai didengungkan untuk mengikis masyarakat islam yang pada dasarnya berkultur NU supaya meninggalkan NU.
Diantara faktor penyebab boomingnya slogan anti NU tadi yaitu 1. Ingin menghancurkan NU. 2. muncul karena imbas perbedaan politik. Karena pada salah satu paslon dipilpres kemarin tahun 2019 ada kader NU yg jadi wakilnya, sehingga yang tidak setuju gampang sekali berkata “saya keluar dari NU, walau tidak NU lagi yg penting ahlus sunnah wal jama’ah”.

secara amaliyah jelas qunut, yasinan, tahlilan, shalawat, ziarah kubur dan lainnya adalah amalan tersirat yg membedakan NU dgn ormas islam yg lainnya.

Kalimat provokatif tadi perlu dilawan karena sudah jelas tujuannya ingin mengikis ideologi umat islam yg berkultur NU dan ingin menghancurkan NU. Bila bukan tujuannya seperti itu kenapa bahasa provokatif ini cuma di tujukan kepada ormas islam NU saja, kenapa tidak ditujukan kepada ormas yg lainnya juga agar tidak berat sebelah.

Tetapi karena slogan “tidak usah NU-Nu an yg penting sunah wal jamaah” ini di tujukan hanya untuk mendiskreditkan NU maka harus dilawan!!!

Sebagai ormas islam, NU menjadi salah satu pelopor supaya ormas islam yg ada di indonesia diayomi oleh pemerintah sehingga dibentuklah Majelis Ulama Indonesia (MUI) oleh pemerintah. Yang diusulkan oleh KH Ibrohim Hosen. Walapun sebelumnya beliau di fitnah sebagai ulama sekuler dan liberal.

Sebenarnya semua ormas islam mengklaim ahlu sunnah wal jamaah, Islam yg paling di ridhoi allah SWT. Maka agama (islam) yg diridhoi Allah ini sudah seharusnya kita pertahankan sebagai pondasi keimanan kita kepada Allah SWT, dan wajib diperjuangkan oleh semua umat islam, terutama oleh para Kyai, abuya, Ajengan, ustadz, gus, ulama, sebagai pewaris para nabi (warotsatul anbiya).

Namun dilain sisi, bila ada yang tidak suka NU jangan menghina NU dan ulama NU. kalo tidak mau NU tidak masalah, yg penting jangan mengatakan atau membuat slogan provokatif seperti “tidak usah NU-NU an yg penting ahlu sunnah wal jamaah.” jelas ini tujuannya menghancurkan NU dan akan kami lawan.

Intinya penulis ingin menyampaikan bahwa walaupun kita berbeda warna dan pandangan jangan sampai saling menghina menghujat dan lainnya. Karena belum tentu dalam pandangan kita baik, dalam pandangan Allah baik dan belum tentu juga dalam pandangan kita buruk, dalam pandangan Allah buruk.

Iyan K (kader Ansor Tanjungsari Kab. Bogor)