Masuki Era Baru, Kader PMII Harus Siap Arungi Tantangan Zaman

57

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diharapkan mampu menghadapi perubahan zaman yang berlangsung cepat dan kompetitif saat ini. Untuk bisa survive, sebuah komunitas atau organisasi tidak cukup dengan menggunakan kekuatan massa atau kuantitas anggota.

Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Golkar Edi Rusyandi dalam kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STAI Darul Falah, Selasa (26/10/2019), di Gedung PCNU Kabupaten Bandung Barat, Jl. GA Manulang, Padalarang.

“Sebagai kader bangsa, kader-kader PMII harus mampu membaca tanda-tanda zaman, mempersiapkan diri untuk mengarungi tantangan yang ada dengan penuh optimis dan percaya diri”, kata Edi Rusyandi.

Karena itu, sambung mantan Ketua PMII Jawa Barat ini, kader PMII harus terus memperkuat skill, wawasan pengetahun dan kapasitas intelektualnya supaya bisa diandalkan mampu bersaing dengan kelompok yang lainnya. Dirinya yakin, organisasi PMII dapat dijadikan sebagai wadah mengembangkan potensi dan kreatifitas para kadernya.

Dengan modal sosial dan kultural yang dimiliki PMII, dirinya yakin kader PMII bisa diandalkan dalam menghadapi perubahan zaman dan berperan ditengah-tengah perkembangan masyarakat saat ini.

“Dengan pemahamam keislaman yang moderat, tidak ekstrim ala Islam Ahlussunnah Wal Jamaah alnahdliyah dan komitmen keindonesiaan yang dimiliki kader-kader PMII akan sanggup mewarnainya. Bangunan komitmen keislaman dan keindonesiaan ini menjadi salah satu modal utamanya”, ujarnya.

Edi juga berharap, PMII STAI Darul Falah yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat harus senantiasa peka dengan permasalahan sosial yang ada ditengah masyarakat.

“Watak utama PMII itu kritis. Senantiasa responsif dengan situasi dan kondisi yang ada. Lakukan kajian-kajian menyangkut hajat hidup masyarakat juga kebijakan publik yang ada di KBB”, lanjutnya.

Kegiatan Mapaba PMII ini diikuti oleh sekitar 35 mahasiswa dari kampus yang ada di Kab. Bandung Barat dan Kota Cimahi. Selama dua hari, mereka digembleng para instruktur materi Kemahasiswaan, Keislaman, dan Keindonesiaan.