Mahasantri IAIN Tulungagung Sambut Ramadlon dengan Megengan

60

Mahasantri IAIN Tulungagung Sambut Ramadlon dengan Megengan

Tulungagung—Santri Mahasiswa (Mahasantri) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung bergembira menyambu datangnya bulan suci Ramadon dengan Megengan yang di isi dengan istighosah dan shalawat (3/5).

Kegiatan Megengan di inisiasi oleh Pusat Studi Pesantren (PSP) IAIN Tulungagung, sebuah lembaga untuk mewadahi santri mahasiswa mendalami ilmu agama layaknya pondok pesantren.

Direktur Pusat Studi Pesantren M. Muntahibun Nafis mengatakan mahasantri memiliki cara yang asyik dan unik menghidupkan malam Megengan, sebagai wujud suka cita perayaan menjelang hadirnya bulan suci Ramadan 1440 H. “siapa saja yang gembira dengan masuknya bulan ramadhan maka Allah akan mengharamkan jasadnya atas api neraka”, kata Nafis menyitir sebuah hadits.

Nafis berharap agar megangan terus menyembulkan nafas keagamaan, seraya menjalankan ritual istighasah dan shalawat Nabi. “Dengan nguri-nguri amaliyah istighosah dan sholawat semoga menjadi wasilah agar bisa diakui sebagai santrinya Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari”, paparnya.

Tradisi menyambut datangnya Ramadlon dengan megengan, lanjut Nafis bertujuan untuk menjaga dan melestarikan amaliyah dan budaya pesantren di dalam kampus PTKIN. “Bagi Mahasiswa yang berlatar belakang santri mempunyai kerinduan akan hadirnya suasana spiritualitas ala pesantren di kampus”, terang Nafis.

Nafis menerangkan kegiatan istighosah dan sholawatan ini hanya salah satu wujud kecintaan mahasantri terhadap agama. Selain itu banyak hal lain yang dilakukan mahasantri, diantaranya pengabdian masyarakat, literasi pesantren dan pengembangannya di dalam dunia kampus.

“Semoga kegiatan semacam ini bisa memberikan balance bagi akademisi, selain kuatnya budaya intelektualitas, juga diimbangi religiusitas dan spiritualitas”, harap Nafis.

Acara megengan diawali dengan shalat Isya berjamaah dan dilanjutkan dengan mauidhah hasanah untuk mengingatkan urgensi sholat, istighosah dan sholawatan sebagai salah satu upaya menyambung “sinyal” dan “recharge” bathiniyah. Dilanjutkan dengan istighasah yang diimami oleh K. Nur Aziz Muslim, dosen dan sekaligus pimpinan PP. Al Hidayah.

Para Mahasantri dan masyarakat yang hadir khusyu’ dan larut dalam serangkaian zikir istighosah yang dilantunkan. Megangan bertambah meriah dengan hadrah dari kampus IAIN Tulungagung. Acara diakhiri dengan menyantap hidangan sederhana ala-ala mahasantri, yang dituang di atas kertas bungkus dan ditata di atas lantai masjid.

Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam menyambut gembira dengan berbagai acara kemahasiswaan di PTKI untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadlon. “Amaliyah dan tradisi keagamaan semacam megengan menjadi spirit mahasantri untuk memperkuat penempaan diri mereka di dunia kampus”.

Ruchman menambahkan mahasantri millenial perlu dikenalkan khazanah intelektual, amaliyah dan tradisi keagamaan yang terus hidup di masyarakat Islam nusantara, yang sedikit banyak mulai tergerus oleh paham Islam trans nasional.(RB)