Like “Banser”, Like Son

662

Garut (ansorjabar online)
Buah jatuh tidak pernah jauh dari pohonnya, pribahasa yang menggambarkan kalau anak selalu mengikuti orang tua.
Istilah orang sunda nya uyah mah tara tees ka luhur . Juga, like father laike son.

Seperti itu juga Muhammad Wavi Wildan Mukholladun atau yang sehari hari disapa Wavi anak sang komandan Banser Jawa Barat.

Bersama Ibu dan dua saudara lainnya, Wavi terlihat menghadiri Apel Kebangsaan dan Pelantikan Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat dengan memakai seragam loreng khas Banser.

“Dia itu kalau tau saya sudah acara atau kegiatan Banser selalu minta seragam Banser yang mirip seperti saya,” ujar sang ayah Yudi Nurcahyadi kepala Satuan Koordinasi Wilayah Banser Jawa Barat.

Sebelumnya, Yudi yang juga tiga periode menjadi Kepala Satuan Koordinasi Cabang Banser Garut selalu membelikan kaos Banser buat anak anak. Atau paling tidak pernak pernik Banser.

“Seneng dia itu. Tapi tetep minta kaus loreng,” tambah Yudi.

Dia menyadari wajar kalau anaknya itu terbiasa dengan segala sesuatu tentang Banser. Sejak Wavi dilahirkan enam tahun yang lalu, dirinya sudah menjadi Kasatkorcab Banser Garut.

“Darahnya Banser nya kuat banget kali ya,” ujarnya sambil tertawa.
Untuk mengikuti keinginannya itu, Yudi membikinkan seragam lengkap loreng Banser.

“Mau beli yang sudah jadi susah kalau untuk ukuran anak-anak. Jadi ya sudah jahit aja.”

Ditanya apakah ingin mengkader Wavi jadi Banser seperti dirinya. Yudi menjawab tegas.

“Pasti lah, sebagai ayah tentunya saya ingin ada penerus, tapi yang pasti harus berkhidmat di NU. Jadi IPNU dulu. Setelah itu Ansor. Nah apakah nantinya mau ke Banser, itu lebih bagus,” harap Yudi.

Sebagai kader Banser yang telah lima belas tahun malang melintang di Banser, dirinya harus memberikan contoh terkait kaderisasi.

“Apalagi Ansor dan Banser lagi giat giatnya kaderisasi. Kita sebagai pengurus ya harus jadi teladan. Masa ke orang lain ngajak tapi keluarga sendiri gak diajak,” ujar Ayah tiga orang anak ini.

“Bahkan anak saya yang cikal itu kan perempuan, juga seneng Banser. Mintanya Banser, padahal ibunya dulu IPPNU sekarang Fatayat,” sambung Yudi setengah berkelakar.

Wavi yang selama wawancara berlangsung ada disamping ayahnya, ditanya mau jadi Ansor atau Banser, “Banser, ah,” ujarnya.

Oke lah kalau begitu. Siap, komandan Wavi. (idham)