Laporkan Ustad Evie, PW IPNU JABAR: Pertanyakan Tafsiran Sesat Nabi Muhammad

1256

Ansor Jabar Online –  Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Barat melaporkan Evie Efendi atau yang dikenal dengan Ustad Evi terkait salah satu pernyataan tentang Nabi Muhammad di salah satu videonya.

“Dalam pelaporan Ustad Evi yang kami lakukan ada beberapa poin yang kami tekankan, pertama soal tafsiran, soal kapasitas dan soal etika,” ujar Wakil Ketua PW IPNU Jabar, Hasan Malawi pada Senin (13/8/2018) usai melakukan Berita Acara Pelaporan (BAP).

Soal tafsiran, Hasan mengatakan bahwa Ustad Evie tidak layak berbicara tentang keagamaan karena tidak memiliki kapasitas yang memadai. “kami kahwatir, apa yang diucapkan oleh Evie Efendi itu dikonsumi mentah-mentah oleh Jamaahnya, sehingga melahirkan pemahaman yang salah serta menyesatkan,” ujarnya.

Kemudian, Ustad Evie secara serampangan melakukan tafsir ayat. “Apalagi dalam menafsirkan ayat, ia menyatakan nabi Muhammad sesat sebelum menerima kenabiannya,” tambahnya.

Dalam video tersebut Evie menafsirkan Surat Ad-Duha ayat tujuh dengan terjemahan Dan Dia mendapatimu sebagai seseorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

“Evie secara serampangan menafsirkan kata bingung disini diganti dengan kata sesat, padahal dalam beberapa tafsiran yang lebih luas bingung disini adalah nabi masih berada sendirian.

Bahkan, Evie juga mengaitkan bahwa orang yang merayakan Maulid itu sesat bagian dari mengamalkan kesesatan Nabi Muhammad.  “Nah masa orang yang merayaan maulid itu sesat,” ujar Hasan.

Kemudian, terakhir yang kami tekankan adalah soal etika, karena, menurut Hasan, selama mengucapkan Nabi Muhammad, ia tidak menggunakan etika sebagaimana seharusnya.

“Ia tidak menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan sebagaimana kita umatnya, tidak menggunakan Baginda dan lain sebagainya, ini persoalan etika,” kata Hasan.

Hasan mengungkapkan, pelaporan seperti ini dilakukan pihaknya karena khawatir terhadap pernyataan Ustad Evie bisa menimbulkan pemahaman yang keliru.

“Melahirkan pemahaman yang salah, terlebih segmentasi Ustad Evie ini anak-anak muda, dan kami tidak ingin tingkat intoleransi di Jawa Barat meningkat,” tambahnya.

Hasan berharap dengan adanya pelaoran dan menjadi pelajaran tidaka hanya untuk Ustad Evie tetapi kepada kita semua bahwa dalam menafsirkan Al-Quran tidak dapat sekonyong-konyong menafsirkan tetapi harus menguasi ilmu atau perangkatnya terlebih dahulu. Sehingga tidak menghasilkan tafsiran yang keliru. (RA)