Kurang Diminati, Kesenian Tradisional Terebang Ditelan Zaman

232


Purwakarta, (ansorjabar online)

Tahun ke tahun, kesenian tradisional Terebang di Kabupaten Purwakarta hampir punah, pasalnya kesenian tersebut kurang diminati oleh kalangan muda, sehingga tidak adanya generasi penerus, keterbatasan sarana prasarana, keterbatan kreatifitas, dan pergeseran minat masyarakat.

“Kesenian tradisional terebang ini tidak banyak orang yang mengetahui dan anak muda memilih kesenian modern,” ujar M. Husen 1936 (80), Ketua kesenian Terebang saat ditemui di rumahnya di Desa Raharja Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Rabu (22/3/2017)

Pria yang sudah tua ini, terus menerus mengajak kepada para pemuda agar mereka dapat meneruskan kesenian terebang yang hampir punah ini.

“Para pemuda lebih menyukai kesenian modern, kalau seperti ini terus, kesenian ini akan punah. Saya berharap ada upaya dari berbagai pihak untuk terus menjaga dan melestarikan kesenian terebang yang ini merupakan peninggalan nenek moyang,” ucapnya

Kesenian terbang ini, lanjut dia, perlu dijaga dan diperhatikan agar tidak termakan oleh zaman dari waktu ke waktu, sebab dari jumlah peserta yang ada ini mayoritas para pesertanya di dominasi kebanyakan orang tua yang sudah lanjut usia sehingga perlu adanya generasi muda dalam kesenian terbang papat ini.

“Jumlahnya 12 orang, tapi yang aktif 9 orang, itu juga udah sepuh umurnya di atas 60 tahun,” tandas abah Hasan yang sebagai vokal dalam kesenian terebang ini.

Untuk diketahui, kesenian tradisional ini kembangkan hingga ke Purwakarta oleh Kh. Muhanmad Muhtar yang berasal dari Cirebon, dan sekarang sudah generasi ke empat. Sedangkan untuk sya’ir yang di lantunkannya sya’ir Barjanji (Deba), sholawat dan yang lainnya. (ns)