Konteks Konflik di latar Jawa Barat

372

Dalam acara kegiatan Refleksi Akhir tahun dialog intoleransi dan radikalisme yang diselenggarakan oleh Forum Generasi Muda Nadhatul Ulama (FGMNU) yang bertempat di Kantor PCNU Kota Bandung di Jl.Sancang Bandung.(30/12/2016)

Wawan Gunawan selaku kordinator Jakatarub mengatakan dalam pemaparan materinya bahwa kasus intoleransi di Jawa Barat Jakatarub mencatat ada beberapa kasus intoleransi yang terjadi di Jawa Barat selama 10 tahun sampai tahun 2016  ini.

“Kami dari Jakatarub mencatat banyak kasus intoleransi yang terjadi selama akhir tahun ini, dari mulai aktifitas keagamaan dan penutupan rumah ibadah serta hal lainnya di Jawa Barat” ujarnya dalam acara Dialog Intoleransi dan Radikalisme Di PCNU Kota Bandung 30/12/2016.

Ada beberapa intoleransi yang sering dilakukan yaitu :

a) penutupan rumah ibadah seperti yang pernah terjadi terhadap gereja di Dayeh Kolot.

b) penyesatan keyakinan/pelarangan aktifitas keagamaan.seperti yang terjadi beberapa bulan lalu kasus Ijabi saat melaksanakan Asyuro yang di larang aktifitas keagamaannya

c). perusakan tempat ibadah

d) peraturan UU dan kebijakan diskriminatif termasuk di Indonesia ada 200 Kebijakan salah satunya 90 kebijakan terbit di Jawa Barat.

Wawan Gunawan pun mengatakan salah satu yang menjadi aktor dan pelaku kasus intoleransi adalah Negara dan masyarakat.

“Aktor ini sering dilakukan oleh satu masyarakat salah satunya  FPI dan MUI dan Negara yang ikut campur dalam melaksanakan kasus intoleransi dengan membuat kebijakan diskriminatif seperti Jawa Barat ada Peraturan Gubernur tentang Pelarangan Aktifitas Ahmadiyah”.

Serta sudah menjadi kewajiban negara untuk melindungi warga negaranya,karena mereka telah membayar pajak kepada negara sehingga negara berkewajiban untuk melindungi haknya sebagai warga negara.

Ada beberapa poin kenapa Jawa Barat selalu menempati posisi tertinggi dalam kasus intoleransi penyebab mainstream keagamaan yang tidak toleran dalam aspek historis,budaya keterbukaan,gerakan islam di kampus, dan politik Islam atau partai yang mengatasnamakan agama.

“Di Jawa Barat pernah mengalami sejarah kelam dengan adanya DI/TII, budaya keterbukaan dengan melihat masyarakat sunda dianggap someah, seakan keterbukaan terhadap semua budaya, gerakan Islam di Kampus seperti di Unpad dan ITB banyak gerakan Islam seperti LDM dll dan Partai Politik yang memakai partai untuk melakukan beberapa aktifitas gejala konflik dan dulunya medan pertempuran melihat beberapa ormas ada di bandung”Ujarnya

Ada beberapa rekomendasi yang menjadi penting untuk berbagai kelas atas, menengah maupun akar rumput untuk bergerak mencegah serta menyelsaikan persoalan konflik intoleransi dan radikalisme terutama pada guru-guru agama untuk melakukan pendidikan toleransi sejak dini agar tidak terjadinya konflik intolransi dan radikalisme di jawa barat ini.

 

Penulis: Rangga Julian Hadi.S.Hum

Mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam

Anggota PC PMII Kab.Bandung

Kordinator Komunitas SALIM