Konkoorcab PMII Jabar Ajang Membangun Politik Sehat dan Transaksi Gagasan

255

Oleh : Muhammad Sopwan
Ketua Cabang PMII Cianjur 

Momentum Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) yang akan dihelat pada 8 Desember 2017 mendatang di kota Garut merupakan agenda politik dan tukar gagasan para kader PMII dilingkup Jawa Barat.

Pada perhelatan konferensi ini tentu kita perlu mempertegas sekaligus mempertajam pemikiran (fikroh) metodologi (manhaj) dan gerakan (harokah) karena melihat kompleksitas dan tangtangan kedepan yang akan dihadapi PMII.

Terlebih PMII Masih dianggap organ strategis kaderisasi NU yang konsentrasi pada wilayah pembasisan dikampus – kampus. pada konkoorcab ini akan dibahas pula evaluasi program kerja Pengurus Koordinator Cabang (PKC) selama 2 tahun kebelakang tentu kader – kader di bawah mengharapkan kepengurusan selanjutnya bisa mempertahankan program kerja yang baik dan mencari inovasi program kerja baru yang lebih baik dan tidak terjebak pada kesalahan yang sama.

Penegasan dan penajaman tersebut melalui kontekstualisasi dan internalisasi gagasan yang akan dituangkan pada program kerja untuk kepengurusan selanjutnya. Kiranya ada beberapa hal yang menjadi isu strategis yang bisa menjadi bahasan.

pertama apa yang perlu kita kerjakan kedepann adalah penguatan struktur ditingkat koorcab hingga rayon karena dampak dari momentum politik sedikitnya selalu berefek pada proses pengkaderan.

Selaku kader PMII tentu kita miris ketika kader- kader PMII terfokus pada konflik yang menyesatkan gara – gara mengabaikan etika dan estetika politik sehingga bermuara pada menipisnya moralitas dan kesantunan padahal PMII merupakan organisasi kaderisasi bukan konflik.

Dalam hal ini saya ingin memberikan pandangan bahwa pulau Jawa merupakan pusat aktivitas bangsa indonesia tentu PKC PMII Jawa Barat kedepan harus mempersiapkan kader – kadernya agar siap ditempatkan dimana pun kapan pun, dalam situasi dan kondisi apapun.

Oleh karenanya proses pengkaderan harus di kerjakan secara serius masiff jelas,  terukur dan terarah. Terutama memperluas gerakan PMII di kampus – kampus umum mengingat masih banyak kampus umum yang belum tersentuh oleh PMII.

Kedua, kita ketahui bersama bahwa saat ini gerakan Islam transnasional sudah merangsek kedalam sendi kehidupan.

Tugas PMII kedepan adalah Penguatan pada wilayah pemikiran sehingga kader – kader PMII tidak gagap dalam menjawab persoalan lantaran memiliki kontranarasi shohih yang dipahami secara konfrehensif.

Sehingga identitas PMII sebagai organisasi moderat dan toleran memiliki komitmen yang jelas terhadap NKRI yang tetap berlandaskan Islam Ahlusunnah Waljamaah.

Ketiga arus globalisasi dan kebijakan pemerintah sedikitnya mempengaruhi gerakan mahasiswa dari tingkat pusat hingga daerah oleh karenanya PMII harus memiliki paradigma baru dan cara baru dalam melakukan proses pengkaderan sehingga PMII kedepan tetap fleksibel dalam menjawab dan menghadapi tangtangan jaman yang semakin kompleks.

Komitmen PMII sebagai organisasi gerakan perubahan sebagai salah satu Pilar demokrasi sehingga peran khalifatun fil ard dimukabumi bisa dirasakan oleh masyarakat.

Karena Kaderisasi PMII tidak semata – mata diarahkan untuk menjadi insan terdidik berwawasan luas  dan terampil saja akan tetapi tugas PMII adalah mengabdikan keterampilan wawasan dan intelektualitas untuk kepentingan kolektif.

Dalam hal ini bukan persoalan rutinitas organisasi dari momentum ke momentum, konferensi ke konferensi atau mapaba ke mapaba  kemudian siapa yang akan mendapatkan mandat menjadi kader nomor satu di Jawa barat akan tetapi hal yang paling penting adalah gagasan apa yang akan kita sumbangkan untuk membangun PMII kearah yang lebih baik. sehingga Generasi setelah kita akan mengenang, melanjutkan kemajuan PMII yang telah kita gagas dan bangun saat ini.

Sebagai Kader PMII saya berharap tulisan ini menjadi pemicu (triger) agar siapapun yang menahkodai PMII Jawa Barat mampu membawa perubahan menuju cita – cita ideal PMII.

Selamat berkonkoorcab dengan sehat !!!
Salam Pergerakan !!!