Kiamat Kurang Dua Hari  Indonesia Akan Tetap Seperti Ini

483

Oleh: Ahmad Tabroni

Negara Republik Indonesia tempat dimana kebahagiaan bercampur dengan kesedihan. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Tergambarkan jelas  dalam burung garuda. dengan semboyan Bineka Tunggal ika , tercatat dalam NKRI , di tuliskan dengan Undang-undang.

Tetapi ada hal yang lebih  penting selain daripada hal itu saya sekedar mengajak kepada semua rakyat  Indonesia untuk refleksi diri , Mengingat kasus demi kasus yang melanda tanah air, pemerintah pusat sampai daerah sering kali di Suguhi kasus korupsi.

Jepang yang masih memgang teguh tradisi Harakiri dengan kesadaran sendiri ketika berbuat salah atau korupsi dia berani untuk mengakhiri hidupnya sendiri, di Indonesia orang salah dan korupsi sering kali di bela sampai mati. Bencana silih berganti, hasil kekayaan alam di alihkan kepada orang lain, serasa kita di kembali kan kezaman pra kemerdekaan. masih adakah hasrat kita sebagai warga Indonesia meni’mati indahnya hasil dari alam kita sendiri? jawaban iya atau tidak tergantung pribadi masing masing.

Pemerintah selalu memberikan himbauaan penghijauaan harus tetap terjadi,  mereka juga yang meruksak sendiri, membakar hutan menjadikanya Industri seolah olah kesalahan alam hanya menjadi tragedi. Contoh seorang nenek mengambil ranting pohon di hukum satu tahun penjara, sebuah industri membakar 20.000 H, di vonis lolos dari penjara.

Padahal menurut UU no. 32 tahun 1999 tentang kehutanan: pasal 50 ayat (3) huruf d: setiap orang dilarang membakar hutan. Pasal 78 ayat (3): Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat (3) huruf d diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 5 milyar rupiah. Hukum macam apa ketika saya bertanya pada diri sendiri.

Ingat kita itu adalah negara yang paling kaya sejagat raya. Hutan yang berhektar-hektar dan lautan yang begitu luas, tapi sampai detik ini yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. dimana peran pemerintah yang menjadi penengah malah berbicara lelah ketika yang berbicara orang-orang lemah, berbeda kalau yang berbicara orang orang besar, yang selalu di utamakan .

Teringat 2 tahun yang lalu ketika saya di bentak oleh seorang ajudan bupati, karena saya tidak tahu kalau yang lewat itu adalah mobil bupati, tak sengaja saya menghalangi laju jalan mereka, samapi saya terus di marahi, padahal menurut UU pemerintah (PP) no.43 tahun 1993. Dalam pasal 65 ayat 1 disebutkan , pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan perioritas sebagai berikut :

  1. Kendaran pemadam kebakaran yang bertugas
  2. Ambulan yang mengangkut orang sakit
  3. Kendaraan yang membri pertolongan kepada kecalakaan lalu lintas
  4. Kendaraan kepala negara (Presiden dan Wakil presiden) atau pemerintah asing yang menjadi tamu negara
  5. Iring-iringan pengangkut jenazah

Selain 5 golongan mobil itu kita semua mempunyai hak yang sama di jalanan. Tetapi realita nya sangat lah berbeda, Camat, bupati, samapi Gubernur ingin mempunyai hak yang sama seperti Presiden.

Kemudian di bidang Ekonomi. Dalam tatanan perekonomiaan Indonesia itu di posisi mana?,lagi-lagi  klonglomerat atau tengkulak  selalu yang memainkan harga, sehingga efek nya rakyat kecil menjadi imbas nya. Saya sedikit heran harga daging sapi di Indonesia itu hampir sama dengan harga daging di Jepang. Seharus nya Indonesia itu lebih murah karena negara kita itu Agraris, yang subur dengan rumput rumput hijau, lagi lagi kita harus bertanya pada diri sendiri.

Seperti hal nya dalam bidang perekonomian, pendidikanpun tak jauh berbeda.  Pendidikan itu adalah sektor paling vital dalam sebuah negara, dalam pendidikan sampai saat ini saya selalu mempertanyakan kenapa harus ada SMA, SMK, kadang kita selalu di buat bingung dengan ini, SMK hanya di cetak menjadi seorang pekerja, pandangan saya yang lemah dari bangsa kita itu masih kurang rasa pede dalam menjalani hidup, kenapa tidak diterapkan saja SMK itu harus memperkerjakan orang lain dan kalian yang menjadi Bos nya, kenapa SMK itu selalu identik dengan mesin IT.

Padahal   setiap wilayah itu berbeda beda sumber daya alamnya ada yang dari bertani, dan bernelayan, kenapa tidak menjadikan SMK jurusan pertanian dan pernelayanan, paling tidak itu lebih  efektif untuk  mensejahterakan kehidupan rakyat daerah nya sendiri, umum nya untuk bangsa Indonesia, warga indonesia itu terlalu terlena dengan sebuah gelar dan gelar, sedangkan kapasitas atau kinerjanya harus di tanyakan kembali !

kalau saya boleh memilih yang layak mendapat gelar dan apresiasi yang tinggi  itu adalah petani dan nelayan, karena dari mereka kita bisa makan dan beraktifitas bayangkan andai saja mereka semua lenyap apa yang akan kita makan.?  Maka tak kecil hati memberi gelar sebagai sarjana padi dan sarjana terasi. Karena dari mereka kita belajar kehidupan yang sebenar nya.

Jadi pada intinya ini hanya sekedar coretan Mahasiswa yang galau memikirkan Indonesia .Jika manusia telah mampu menjalakan tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi ini secara benar-benar secara tidak langsung manusia telah menjalankan sunnatullah dan kita sebagai manusia yang sudah terlanjur diciptakan oleh Tuhan dan berada di bumi ini harus menyadari dan menjalankan amanah yang telah tuhan berikan .

Indonesia akan tetap seperti ini samapai kiamat kurang dua hari, andai tak pernah memberikan perubahan dalam sistem pemerintahan yang bersifat mensejahterakan rakyat. paling tidak kita sadar bahwa indonesia seperti ini kalau tidak sekarang kapan lagi? kalau tidak  kita siapa lagi. ?

Merdeka untuk bangsa Indonesia.

 

*Kader PMII Cabang Kabupaten Bandung dan Mahasiswa Sejarah Kebuayaan Islam (SKI) UIN SGD Bandung