Ketum Ansor Larang Anggotanya Ikut Aksi 02 Desember, Ini Alasannya

242

Bandung, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H. Yaqut Choulil Qoumas melarang anggotanya untuk terlibat aksi pada tanggal 2 Desember dengan tajug Gelar Sajadah di Jakarta.

Pernyataan itu disampaikan oleh Gus Yaqut saat teleconference kepada sejumlah media yang hadir dalam acara Rakorwil PW Ansor Jabar, di Kantor PWNU, Jalan Terusan Galunggung, Kota Bandung.

“Melarang kader ansor terlibat dalam aksi gelar sajadah. Kita larang itu. Mereka tidak boleh terlibat”, tegas Gus Yaqut.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini mengemukakan sejumlah alasan larangannya itu. Pertama, menurutnya Agama Islam tidak memperbolehkan untuk melaksanakan Sholat Jum’at di Jalan Raya.

“Tidak ada tuntutan dalam agama dan keyakinan kami untuk menggelar Shalat Jum’at di Jalan Raya”, katanya.

Alasan Kedua, lanjut Gus Yaqut, Jika aksi itu dimaksudkan terkait dengan dugaaan penistaan Agama oleh Ahok, maka seyogianya kita serahkan pada proses hukum yang saat ini sedang berjalan.

“Serahkan soal itu kepada proses hukum. Ummat islam harus mempercayakan dugaan penistaan yang dilakukan Ahok ini kepada proses hukum. Tidak perlu turun ke jalan”, ujarnya.

Ketiga, yang namanya penistaan agama itu bukan hanya seperti yang dituduhkan kepada Ahok. Tapi yang namanya penistaan agama itu juga melakukan sesuatu atas nama agama, tapi berprilaku tidak seperti tuntunan agama seperti yang dilakukan oleh kelompok ISIS di Timur Tengah.

“Kita ambil contoh ISIS misalnya. ISIS itu kan melakukan tindakan-tindakannya atas nama agama islam, tapi prilakunya tidak mencerminkan islam, membunuh orang menciptakan keruksakan dimana-dimana. Kan tidak mencerminkan Islam”, tuturnya.

Keempat, Dirinya selaku Ketum PP Ansor mendapatkan informasi terkait aksi tersebut adanya sejumlah kelompok radikal yang akan memanfaatkannya.

“Ada banyak kelompok radikal yang akan memanfaatkan situasi. Tidak kita ingin ada keruksakan-keruksakan yang muncul yang ditunggangi kelompok-kelompok radikal”, paparnya .

 

 

Kalau dalam agama tidak ada tuntunan  sholat jumat di jalan raya, menurut Gus Yaqut, tetapi ada yang mau melakukan sholat dijlaan raya, maka itu pun bisa dikategorikan penistaan juga. (Rus).