Ketua PWNU Jabar : Menjadi Aktivis itu Nikmat

430

BANDUNG,- Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH. Hasan Nuri Hidayatulloh mengatakan bahwa menjadi aktivis itu nikmat jika ia mampu mengejawantahkan aktivisnya secara benar.

“Hal kecil maupun besar yang dialami dalam proses aktivasi organisasi itu kelak adalah bekal ampuh agar bisa survive di kehidupan berikutnya, yang tentu tidak semua berada di ruang dan waktu yang sama”, kata Gus Hassan, biasa beliau disapa sebagaimana disampaikan dalam status Fb-nya, Sabtu (29/10/2016).

Salah satu tantangan yang seringkali dihadapi oleh seorang aktivis, ungkap Gus Hassan, diantaranya benturan antara tanggungjawab sosial sebagai aktivis dengan kebutuhan primer pribadi, terutama bagi yang sudah berumah tangga.

“”Satu sisi ia wajib banting tulang membahagiakan istri dan keluarga, sisi lain ia harus kerja keras tetap membuat dirinya, kawan-kawannya dan organisasi yang ia naungi harus tetap tegak berdiri -minimal tidak merepotkan- orang lain”, lanjutnya.

Kemudian Pimpinan Pesantren Asshidiqiyah Karawang ini mengutip maqalah yang disampaikan Syekh Mutawalli Sya’rawi dalam suatu kitab yang mengatakan : كلما زادت الصدقة زاد الرزق .
“Shadaqah tambah = Rizki Tambah”, maknanya bahwa dalam konteks pencarian rizki sebagai sebuah kewajiban kita memang harus melakukannya.

“Apapun itu bentuknya yang penting halal. Kata orangtua, biarpun kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki, kerja adalah kewajiban”, tegasnya.

Selanjutnya Gus Hassan mengajak para aktivis NU, untuk belajar kepada para pendiri NU. Menurutnya, NU dibentuk dari pelbagai tingkatan kekuatan ekonomi pengurusnya. Namun NU saat itu menjadi sangat kuat karena berangkat bersama-sama dengan niat mulia yakni “MENGHIDUPI NU bukan HIDUP DARI NU”.

“Para kyai kita dahulu sangat “royal”, ketika sudah bertujuan sama membangun NU sesuai dengan porsi masing-masing”, jelasnya.

Sebagai Ketua Tanfidziyah NU Jawa Barat yang baru saja terpilih, beliau meyakinkan bahwa dengan mengikuti jejak teladan para pendahulu NU dalam berkhidmat, NU Jawa Barat akan lebih berkembang bagi kemapanan organisasi dan jama’ahnya.

“NU Jabar kedepan akan kita bangun bersama dengan segenap kekuatan dan elemen pendukung yang ada. Saya yakin sekali, semua kader NU di Jabar siap “BERSEDEKAH” Untuk kebesaran NU”, tuturnya meyakinkan.

Konteks sedekah dalam memajukan organisasi, menurut alumnus Rubath Al-Jufri Madinah ini, tidak melulu kita artikan sebagai finansial semata, tapi juga dapat berupa tenaga, Supporting, doa dan bahkan kritik produktif.

“Jika sedekah-sedekah itu menyatu, niscaya NU Jabar akan mendapatkan rizki yang luar biasa yakni kemapanan organisasi dan jamaahnya. Bagi saya hari ini, Rizki yang sebesarnya adalah berdirinya NU Jabar secara mandiri dan juga ditopang oleh seluruh elemen NU di sekitarnya”, terang Gus Hassan.

Gus Hasan mengajak kepada segenap aktivis dan kader NU Jabar untuk berlomba-lomba bersedekah bagi kemajuan NU Jawa Barat.

“Wahai para aktivis dan para kader, apa yang kalian bisa berikan untuk NU? Itulah sedekah yang akan menambah rizki kalian”, pungkasnya. (Edi Rusyandi)