Kementrian Agama Gelar Pertemuan DEMA Se-Indonesia

48

SURABAYA, ansorjabar online — Masyarakat kini mengalami kegalauan yang sangat, karena menghadapi masalah yang silih berganti. Maraknya korupsi, paham radikalisme dan intoleransi, berkembangnya ujaran kebencian terhadap kelompok lain dan berita hoax.

Hal itu disampaikan Syafriansyah Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Diktis saat memberikan pengarahan, mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama RI, Minggu (29/10) di Surabaya.

Lebih lanjut dikatakan Syafriansyah, harapan satu-satunya yang ditunggu masyarakat adalah mahasiswa, untuk berperan aktif mengatasi persoalan-persoalan bangsa ini. “Saya ingin mengajak anda semua untuk menyamakan persepsi dan langkah mengatasi kegalauan masyarakat itu”, kata Syafri.

Dihadapan 77 mahasiswa “Temu Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) se-Indonesia”, Alumni UIN Sunan Kalijaga ini menyampaikan rasa bangganya, karena berhadapan dengan mahasiswa sebagai orang-orang terpilih menjadi kader pemimpin bangsa.

Syafriansyah melanjutka paparannya, mahasiswa menjadi kelompok masyarakat yang berusia 19-25 yang seharusnya melanjutkan studi pada perguruan tinggi, namun hanya 5 juta orang saja yang bisa kuliah. Dari 5 juta orang, hanya 900.000 yang memilih studi pada PTKI dan 482 PTKIN dan selebhnya studi pada PTKIS. Sedangkan dari sejumlah itu mahasiswa yang menjadi aktivis hanya 1 persen saja atau sekitar 9000 orang. Dari 1 persen mahasiswa, andalah yang menjadi presiden mahasiswa.

Syafriansyah mengapresiasi peran Dema PTKI selama ini, yang telah ikut ambil bagian pada momen-momen penting aktivitas kemahasiswaan, seperti misalnya pada bulan April 2017 telah berperan mensuksesan Pekan Ilmiah Olahraga dan Riset (PIONIR) di UIN Ar Raniri Aceh. Pada bulan Agustus-september sukses menyelenggarakan PBAK, dan pada tanggal 28 Oktober kemarin menggelar aksi kebangsaan mempringati peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober.

Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan menyampaikan tujuan diselenggarakan Temu Dema PTKI se-Indonesia, yaitu meningkatkan kepedulian mahasiswa PTKI untuk mengatasi radikalisme dan intoleransi.

Selain itu lanjut Ruchman Basori agar para aktivis mahasiswa PTKI menyamakan gelombang dengan Kementrian Agama RI dalam melakukan perubahan paradigma, pemahaman akan arah kebijakan dan program, penataan kelembagaan, dan hal lain yang berkaitan pengembangan kemahasiswaan PTKI.

Melalui kegiatan ini akan menguatkan kerjasama sinergi antara Dma PTKI dan dengan Kementerian Agama RI, harap Ruchman.

Kegiatan Temu Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) se-Indonesia diselengarakan pada tanggal 29-31 Oktober 2017 dengan menghadirkan Kamarudin Amin Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Sastro Ngatawi Aktivis Mahasiswa Era 90-an dan Dosen UNUSIA, M. Aziz Hakim Mantan Aktivis Pasca Reformasi dan Dosen IAIN Tulungagung, dan Syamsul Rijal Ketua Forum Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Waryono Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.(Pipo)