Kang Dony, Ansor Jadi Bupati. Bupati Yang Ngurus Ansor

545

Kang Dony, Ansor Jadi Bupati. Bupati Yang Ngurus Ansor

Tidak ada raut lelah yang terpancar dari wajah pengurus Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Jawa Barat. Instruktur, Co-Instruktur dan Panitia yang hadir, pasca pembaiatan peserta Latihan Instruktur I angkatan III dan Diklatsus Bagana. Seluruh yang hadir larut dalam kebahagiaan. Wajah ceria dan canda tawa justru menghiasi.

Padahal, selama empat hari di Islamic Center Kabupaten Sumedang bejibaku menyelenggarakan even kaderisasi yang tidak hanya menguras fisik tapi juga mental. Kurang tidur, kurang makan, kurang duit? Jangan ditanya karena itu sudah biasa. Oh iya, empat hari meninggalkan rumah beserta isinya. Istri dan juga anak. Yang terakhir itu pengecualian bagi jomblo, duda dan sebagai nya.

Menyelenggarakan kaderisasi bagi PW Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat, bukan perkara yang wah. Hampir tiap minggu para pengurus PW keliling ke wilayah se-Jawa Barat. Tidak ada capenya. Apalagi Ketua PW, jangankan gawean PC, PAC bahkan Ranting pun tidak luput dari jejak langkahnya.

Hari ini, agak sedikit berbeda. Menyelenggarakan kaderisasi ditengah masa Pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Seluruh peserta wajib mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat. Dari mulai wajib memakai masker, menjaga jarak, dan yang lebih bikin pusing lagi, seluruh peserta, instruktur juga panitia wajib screening rapid test.

Sebetulnya, dalam masa pandemi seperti ini, tidak ada tuntutan untuk melakukan kaderisasi. Atau bahkan korona adalah alat justifikasi untuk “rehat” sejenak. Tapi bukan PW GP Ansor Jawa Barat kalau tidak nekat.

“Ansor mah dijieun ku Waliyullah. Pasti bener. Urang mah tinggal nuluykeunana. Apapun yang terjadi, istilahnya show must go on. Modal kita mah ya pasti nekat” adalah kata-kata yang sering keluar dari pengurus Ansor.

Dony Ahmad Munir. Kalau harus menyebut nama, maka nama tersebutlah yang harus dikeluarkan untuk menyebut nama yang menjadi “juru selamat” acara Latihan Instruktur I angkatan III dan Diklatsus Bagana ini.

Wanhat Ansor Jawa Barat dan Mantan Ketua Ansor Sumedang itu, terpilih menjadi Bupati Sumedang sejak tahun 2019. “Barokah Ansor,” aku Kang Dony dalam sambutan di Pembukaan LI III dan Diklatsus Bagana.

Ketua PP GP Ansor, Ruchman Basori yang hadir sebagai instruktur mengakui dan mengapresiasi. Kata Ruchman, memang sudah seharusnya senior Ansor membantu dan memfasilitasi kegiatan Ansor. Karena hal ini bukan hanya berkaitan internal Ansor, tapi juga soal kepentingan yang lebih luas. Kepentingan bangsa Indonesia. Indonesia diakui Ruchman sedang mengalami tantangan yang juga tidak ringan. Menginternalisasi nilai-nilai Agama yang rahmatan lil ‘Alamin, toleran, inklusif dan moderat.

Sumedang kata Ruchman Basori beruntung memiliki Bupati yang memiliki latar belakang aktivis Ansor. Bupati yang memiliki kepedulian akan Human Investment melalui organisasi kepemudaan. Apalagi, kata Ruchman, Kang Donny memiliki program yang bagus, diantaranya memfasilitasi para pejabat, dinas-dinas dan SKPD lainnya dibimbing secara spiritual. Karena membangun manusia, bukan hanya soal fisik tapi juga soal spiritual.

Tidak heran, dalam sambutannya, Kang Donny meminta kader Ansor mendoakannya agar selama diberi amanah memimpin Kabupaten Sumedang agar tidak melakukan korupsi dan tindakan tercela lainnya.

Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Banser Jawa Barat, Yudi Nurcahyadi. Mengakui betul bagaimana sulitnya menjalankan agenda kaderisasi dimasa pandemi korona. Biaya yang dikeluarkan pasti berlipat hampir 3 x lipat. Atau bahkan bisa lebih.

“Untuk rapid test saja berapa. Menurut informasi, 1 orang yang di rapid itu biayanya 100 ribu sampai 200 ribu. Kalikan saja 200 orang yang di rapid,” kata pemuda asal Garut yang sudah 4 periode menjadi kepala satuan Banser. 3 periode sebelumnya menjadi Kasatkorcab Banser Garut.

Jumlah panitia, pelatih yang dikerahkan jumlahnya dikali dua. Untuk memastikan protokol kesehatan dilaksanakan maksimal.

Yudi mengakui tidak ada “diskon” korona dalam pelaksanaan Diklatsus Bagana ini. Semua pelaksanaan sesuai dengan modul.

“Menangis saya melihat pelatih dan peserta begitu semangat,” tutur Yudi.

Lagi lagi, Bupati Dony disebut Sahabat Yudi menjadi wasilah selesainya “urusan” tersebut.

Tidak salah, kata Sahabat Yudi. Mengutip ungkapan Ibn Qoyyim al Jauziah menyatakan bahwa as-siyasah bagi umat Islam adalah segala perbuatan yang membawa manusia pada kemaslahatan dan menjauhkan dari kerusakan. “Bupati Dony hari ini membuktikan itu”. Lanjut Komandan Yudi.

Bagana adalah kesatuan Banser yang memang menjadi prioritas. Jawa Barat yang memiliki intensitas bencana yang begitu tinggi menjadi alasannya. Yang terakhir bencana banjir bandang menerjang Jawa Barat bagian selatan. Yudi menginginkan kader Banser yang turun dan ikut serta membantu masyarakat terdampak bencana, tidak hanya bermodal ikhlas tapi juga bermodal kemampuan dan ketangkasan.

Benar saja apa yang dikatakan Abah Habib Luthfi yang mengatakan, kalau lah Allah mentakdirkannya masuk surga, maka “tiket” itu tidak akan dipakai, sebelum memastikan seluruh kader Banser semuanya masuk surga.

Kini Ansor Banser Jawa Barat bertambah “amunisi” pasukan kader ikhlas yang siap urun rembug menjalankan titah organisasi. 38 Kader Ansor dilantik menjadi instruktur dan 60 orang dikukuhkan menjadi Satuan Banser Tanggap Bencana. Bergabung bersama kader lain yang sudah dibaiat dalam LI I angkatan I dan II. Sahabat-sahabat itu lah yang menjadi ujung tombak kaderisasi Ansor di Jawa Barat, berdiri bersama ketua Ansor bahu membahu berikhtiar membumikan aswaja an-nahdliyyah di bumi pasundan.

Senyum pengurus PW Ansor Jawa Barat tambah merekah, menjelang pulang ke rumah masing-masing, Sahabat (Kini, Ajengan) Ayi Subhan Hafas, Ketua Ansor Sumedang 2016-2020 yang kini Ketua Baznas Sumedang memberikan kabar kesiapan Kang Donny menjadi tuan rumah Pelatihan Kader Nasional (PKN).

Hatur Nuhun Kang Donny Bupati, Selamat Ketua Deni.