Jika Ada Yang Bikin Kacau NU dan Indonesia, Kiai Said: Usir!

1991

Jepara, (ansorjabar online)
Jika ada orang Islam yang bikin kacau di Indonesia, bagaimana sikap Nahdliyyin? Pertanyaan itu sempat dilontarkan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj saat menjadi penceramah tunggal dalam Harlah NU ke 94 yang diselenggarakan PCNU Jepara di alun-alun 2 Jepara, Ahad (16/04/2017) siang.

Sekarang ini, kata Kiai Said, ada orang ajaib yang datang tiba-tiba. Mereka tidak ikut memerdekakan Indonesia, tidak ikut membangun bangsa, tidak ikut juga mendirikan pesantren, tidak membaur ke masyarakat, tidak pula ikut berdakwah ke kampung-kampung, tapi ujug-ujug menuduh musyrik, bid’ah, kafir, sesat dan neraka.

“Yang begitu membuat rusuh atau bukan?” Puluhan ribu hadirin serempak mengamini, mengiyakan. Bagaimana tidak, masyarakat yang sudah tenang dengan tahlilan, manaqiban, rejeban, selametan, syukuran, nuzulul qur’an, kok tiba-tiba dianggap bid’ah semua.

Al Murjifuna, yakni orang-orang yang bikin kacau, pembuat rusuh yang ada di Madinah, kata Allah “saya ijinkan kamu (Muhammad), serang mereka. Jangan biarkan mereka hidup di Kota Madinah, menjadi tetanggamu. Usir mereka!”.

“sekarang kalau ada orang masuk ke Jepara, diapakan?” Pertanyaan Kiai Said itu dijawab berang-bareng, “Usiiiir” oleh ribuan peserta yang sudah sejak pagi menunggu undian kupon sepeda santai, memperebutkan hadiah utama Grand Max.

“Siapapun, termasuk HTI, yang bikin kacau, bikin resah, bikin konflik (usir),” tegas Kiai Said. ‘Mereka bilang kalau apapun yang tidak dilakukan oleh Rasulullah itu bid’ah sesat. Padahal mereka pidatonya pakai Bahasa Indonesia, bukan bahasa Arab. Bid’ah tidaaak?” tanya Kiai Said sekali lagi, dan dijawab “Bid’ah”.

Makanya, mereka yang mengikuti manhaj Nahdlatul Ulama akan mendapatkan dua hal, yakni semangat beragama dan juga semangat berbangsa. Mengapa? Karena kiai-kiai dulu, disamping mendakwahkan Islam juga ikut berkorban berjuang memerdekakan Indonesia. “Ratusan ribu kiai (jadi) syahid melawan Belanda,” imbuh Kiai Said.

“Man mata liajli wathanihi mata syahidan, man khana li wathanihi, halalan damuhu walam yakuna kafiran/Barang siapa mati membela tanah airnya, mati syahid. Barang siapa berkhianat kepada bangsanya(Belanda), boleh dibunuh tapi tidak kafir,” tambah Kiai Said menirukan ucapan Mbah Hasyim Asyari.

Kiai Said melanjutkan, keberhasilan dakwah Nabi itu bukan dengan cara ngacau dan pecicilan serta pethakilan. Jika ada yang bikin kacau dakwah Islam, kata Allah, usir! (Badri)