Bandung, pwansorjabar.org
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat kini memiliki gedung 3 lantai yang berfungsi sebagai kantor dan aula pertemuan, terletak di kompleks PWNU Jawa Barat, Jalan Terusan Galunggung, No 9, Kota Bandung.
Gedung tersebut tersebut diresmikan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas disaksikan Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin, Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad, Gubernur Jawa Barat H. Ridwan Kamil pada Rabu (10/8/2022).
Ketua PW GP Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haedari mengatakan bahwa kantor tersebut merupakan buah dari banyak pihak dari pengurus dan anggota Ansor dan Banser, pengurus NU, dan pihak-pihak lain, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Menurut Deni, selama 2 tahun terakhir ini, seluruh kader Ansor Banser Jawa Barat berikhtiar mewujudkan mimpi itu dimulai dengan iuran satu kader Rp 10.000 hingga kader yang iuran Rp 500 juta.
“Ini hasil urunan semuanya dan tentu saja tetap yang paling besar urunannya adalah Sahabat Ketua Umum. Jadi ketika masih mendongeng (pembangunan kantor) beliau sudah urunan. Alhamdulillah sudah selesai 3 lantai,” katanya saat peresmian kantor tersebut. “Kalau dilakukan secara bersama, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan,” tegasnya.
Ia berharap dengan adanya kantor tersebut, menjadi satu tempat diskusi membincang Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI), Jawa Barat, NU, dan kemajuan Ansor dan Banser di masa-masa yang akan datang.
“Mari kita jadikan tempat ini tempat kita sama-sama berpikir, bersilaturahim; silatul fikri dan silatul amal sehingga apa yang sudah kita bangun dan kita hidupkan bersama-sama dan kita maslahatkan bersama-sama,” lanjutnya.
Kantor Ansor itu memiliki luas 15 m x 9 m. Lantai 1 terdiri dari ruang Lembaga Bantuan Hukum (LBH), koperasi, Banser, klinik (dalam renacana), dan ruang tamu. Lantai 2 terdiri dari ruang ketua, bendahara, sekretaris, studio podcast, ruang rapat, dan ruang tunggu. Lantai 3 terdiri dari ruang tunggu, aula pertemun kapasutas 100 orang. Masing-masing lantai terdapat toilet.
Abdullah Alawi
