IPNU Sebagai Ruh Bangsa Indonesia

183

Oleh: Hadi Ibnu sabilillah (wakil sekretaris  PC IPNU Purwakarta)

Melibatkan kembali para pelajar dan sebaris kalimatnya “pelajar”, pernahkah rekan merasa bangga di panggil pelajar? Atau merasa bersalah? Atau mungkin, rekan merasa gengsi saat di panggil seorang pelajar?, menjadi pelajar bukan hanya menjadi seorang yang mempunyai label pencari ilmu yang mempunyai aturan belajar, sekolah misalnya, pesantren misalnya atau kampus misalnya, berbicara pelajar berarti membicarakan masa depan penerus bangsa, calon pemegang estapet kepemimpinan.

Di zaman yang serba modern ini, membuat prilaku kebiasaan manusia kian pesat berubah, ‎Sehingga membuat psikologi manusia cendrung lebih pasif, Dan mengakibatkan para pelajar menjadi dampak dari modernisasi yang terjadi, sebuah oragnisasipun tidak akan  diam melihat hal ini terjadi, sehingga kini membangkitkan kembali semangat  organisasi kepelajaran, ikatan pelajar nahdlatul ulama  yang tersingkat menjadi IPNU ini.

Ipnu adalah organisasi kepelajaran di bawah naungan jamiyyah nahdlatul ulama, Selain itu, Ipnu menjadi tempat berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan bagian integral dan potensi generasi muda Indonesia secara utuh, Oleh karena itu keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU sekaligus alat perjuangan NU dalam menempatkan pemuda sebagai sumberdaya insani yang vital, yang dituntut berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan negara.

Hal seperti ini harus kita selesaikan, Seperti kata-kata seorang ilmuwan yang hidup pada abad ke 20, yaitu albert einstein beliau berkata,

“Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan pengabdian”,

Dalam pandangan penulis, hal ini pelajar harus menyeimbangkan cita dan cinta dan mengaplikasikan nya, cita-cita untuk masa depan dan cinta, terhadap tanah air (pengabdian), dua hal ini menjadi tawaran untuk para pelajar, agar meminimalisir dampaknya kenakalan remaja.

Organisasi yang lahir pada Tanggal 24 februari 1954, dan sudah berumur 63 tahun di tahun 2017 ini, harus menjadi perangkat perang melawan kenakalan remaja, yang dampaknya dari tahun ketahun pelajar menjadi tidak mengenali status dirinya sebagai seorang pelajar, oleh karena itu ipnu adalah Ruh bangsa indonesia yang akan menghidupkan estapet kepemimpinan bangsa dan Generasi penerus para Ulama, kenakalan pada pelajar terjadi karena kurangnya menjiwai dirinya sebagai seorang pelajar.

Pelajar adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa para pelajar di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada para remaja saat ini,antara lain kasus narkoba, kejahatan, pergaulan bebas, free sexs hingga membuat korban Hamil dan Menikah di usia dini dan lain sebagainya. Peranan pelajar dan mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.

Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh rekan-rekan pelajar saat ini, Para pelajar adalah masa depan Bangsa ini, Karena itu, setiap pelajar Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan factor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan Negara kesatuan republik indonesia dan tetap menjaga jutaan tradisi kebudayaan lokalnya.‎