Hikmah Ramadhan: Mau Tahu Ibadah Yang Membuat Alloh Senang?

86

Alkisah ada ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya. Hampir ber-tahun-tahun dia tidak pernah absen melakukan sholat tahajud. Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yg duduk di bibir sumurnya.

Abu bertanya, “Wahai hamba Alloh, siapakah Engkau ?”. Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Alloh” Abu Bin Hazim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat mulia. Dia lalu bertanya, “Apa yg sedang kamu lakukan di sini ?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Alloh” Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa ?” Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Alloh.”

Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya ada disitu. Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku disitu ?” Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan sholat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat pd Alloh SWT di sepertiga malam.

“Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan ternyata Malaikat itu tidak menemukn nama Abu di dalamnya. Tidak percaya, Abu bin Hazim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul … namamu tidak ada di dalam buku ini !” kata Malaikat. Abu bin Hazim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis se-jadi-jadinya. “Rugi sekali diriku yg selalu tegak berdiri di setiap malam dlm tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tidak masuk dlm golongan para hamba pecinta Alloh,” ratapnya.

Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim ! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yg lain tidur, mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Alloh menulis namamu.” “Apakah gerangan yg menjadi penyebabnya ?” tanya Abu bin Hasyim. “Engkau memang bermunajat kepada Alloh, tapi engkau pamerkan dgn rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Alloh kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Alloh ?” kata Malaikat itu.

Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya keoada Alloh semata (hablumminAlloh), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.

Janagan bangga dengan banyak shalat, puasa dan dzikir. ANGAN BANGGA karena itu semua belum membuat Alloh senang.

Mau tahu apa yang membuat Alloh senang ?

Disini ada perbincangan Alloh dengan Nabi Musa As.

Nabi Musa : Wahai Alloh, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?
Alloh :
SHOLAT ? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sholat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.

DZIKIR ? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.

PUASA ? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.

Nabi Musa : Lalu apa yang membuat hatiMu senang Ya Alloh ?
Alloh : Sedekah, infaq, zakat serta perbuatan baikmu.

Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya. Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)—

Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu… maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Alloh.

Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain… maka itu tandanya kau mencintai Alloh dan tentu Alloh senang karenanya. Buatlah Alloh senang maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia
(Kitab Mukasyafatul Qulub Karya Imam Al Ghazali).

Sumber tulisan : GWA