Hebat Mana Ajeungan Kampung Dengan Ustadz Timur Tengah ? Ini Penjelasan Alumni Universitas Al-Azhar

1033

Jamanis, (Ansorjabar Online)

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Jamanis mengadakan Pengajian Yaumul Ijtima’ di mesjid Al-Ikhlas, kampung Pangkalan, Karangresik, Jamanis Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (23/3).

Dalam acara rutinan ini, panitia menghadirkan penceramah Aa fuad Muhsin yang merupakan Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Kabupaten Tasikmalaya.

Menurut Ketua Pimpinan Ranting Ansor Sahabat Zen, pihaknya sengaja mendatangkan Aa Fuad Muhsin di daerahnya dalam rangka mendekatkan organisasi dengan masyarakat.

“Sengaja kita mengundang kang Aa Fuad untuk menciptakan suasana masyarakat yang damai dan tentram. Terlebih mendekatkan ansor dengan masyarakatnya” ungkapnya.

Dalam ceramahnya, Aa fuad Muhsin dengan santai dan penuh canda memaparkan materi tentang ke-NU-an, amaliyah ahlussunnah waljamaah dan juga peran serta Ajengan dalam kehidupan masyarakat. Aa Fuad Muhsin juga mengajak masyarakat dan kader Ansor untuk giat memakmurkan Masjid, menghidupkan pengajian Madrasah dan amaliyah ahlussunnah waljamaah al-nahdliyah.

Kemudian, Aa Fuad menjelaskan fenomena mutakhir perihal konflik dunia Islam terutama yang terjadi di Timur Tengah yang tak kunjung reda. Sangat berbeda jauh dengan suasana yang terjadi di Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Menurutnya, situasi damai dan minim konflik agama di Indonesia tidak terlepas dari kehebatan peran dakwah para ajeungan Kampung.

“Ajeungan Kampung itu lebih hebat daripada ustadz-ustadz yang ada di Timur Tengah sana. Tau kenapa bapak- ibu? Walaupun para ajeungan kampong disini, tidak hapal Qur’an, Haditsnya hanya hapal sebagian, tapi mereka bisa menentramkan dan menjaga kedamaian. Ada pemuda berkelahi pun berhenti dulu, kalau ada Ajengan lewat. Bagaimana dengan Ustad di Timur Tengah? Hafalan Qur’an-Hadits mereka lebih banyak, tapi kenapa tidak bisa menghentikan perang? Ini membuktikan bahwa, Ajengan kampung kita lebih hebat daripada Ustad negeri Timur Tengah” ungkapnya, diikuti dengan tepuk tangan gelak tawa hadirin.

Terakhir, Aa Fuad menutup ceramahnya dengan mengajak masyarakat untuk turut menjaga kenyamanan lingkungan dengan menjaga kehormatan para Ajengan. Menurutnya Ajengan kampung itu lebih mengamalkan apa yang disebut  Aamanuu wa a’milush shoolihah, berilmu dan beramal sholeh.

“Mereka mondok berpuluh-puluh tahun. Walau cuma pakai baju batik, peci hitam dan sarung, namun lebih adem serta berkharisma ditengah masyarakat. Dibanding yang mengaku Ustad dadakan dengan belajarnya dari terjamah syekh mufti Mbah Google, berjubah, berjidat hitam dan berjenggot, selalu menebar kebencian kepada pihak lain. Itu karena ajengan kita mengamalkan ilmunya. Mari kita ikuti dan jaga mereka” pungkasnya. (Asep Ebet Kadarusman /Edi)