Haul Pangeran Sutajaya Dan Pangeran Penganten Gebang V, Pemuda Ansor: Wadah Kebersamaan Wajib Kita Lestarikan.

161

Cirebon. Pelaksanaan Haul pangeran Sutojayan Dan Pengeran Penganten Genang selama dua yakni Sabtu-Minggu malam (23-24/11), dinilai Sukses dan sangat meriah. Semua elemen masyarakat terlibat di dalamnya, tidak terkecuali Gerakan Pemuda Ansor ( GP Ansor) Kecamatan Gebang, Cirebon.

“ Kita ikut memeriahkan, Pun soal pengamanan, Kita libatkan Banser”, Jelas ketua Ansor Pengurus Anak Cabang Kecamatan Gebang.

Acara yang dilaksanakan oleh masyarakat Gebang setiap tahunnya, bertujuan untuk melestarikan budaya dan pengenalan sejarah, tradisi nenek moyang kepada generasi muda.

Hal tersebut merupakan tindaklanjut atas arahan Pangeran Patih Muhammad Qodiran pada saat haul tahun 2018, bahwa Indonesia ( cirebon) mempunyai banyak sekali budaya dan tradisi yang harus dilestarikan. Agar sejarah nenek moyang bisa terus dinikmati dan dilihat genarasi penerus.

Selain sebagai ruang edukasi, kegiatan Haul ke lima ini juga dijadikan sebagai ruang silaturahim tetap oleh lintas komunitas masyarakat Sutajaya. Terdapat banyak komunitas dari berbagai latarbelakang, baik abangan, santri dan Ulama dan masyarakat berkumpul.

“Kita masuk dalam Forum Komunikasi Warga Sutajaya Gebang (FKWSG). Di dalamnya ada beberapa komunitas seperti Komunitas Mussik Cirebon Timur (KMCT), Komunitas WONG cirebon (KOCI), GP Ansor sendiri dan komunitas lainnya tergabung di dalamnya. Menurut saya Ini wadah kebersamaan, Wajib kita lestarikan.” lanjut ketua Ahmad Izudin.

Dalam acara tersebut telah hadir para ulama Setempat, Tokoh masyarakat, Pemuda dan semua unsur pemerintah daerah seperti Musyawarah Pimpinan Kecamatan (muspika), Kepolisian Sektor (Polsek), Koramil, dan Kuwi se Kecamatan Gebang.

Siapa Pangeran Sutajaya?. Dikisahkan seorang pemuda asal Pekandangan (Indramayu) bernama Sutajaya, merantau ke Cirebon. Ia kemudian melamar menjadi Prajurit Kasultanan, diterima. sutajaya muda langsung medapatkan amanah dari sultan untuk menjaga Pusaka kerajaan yang sangat dikenal kesaktianya.

Pusaka tersebut dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin. Siapa yang di dekatnya ia akan mati karena disedot darahnya. Namun kejadian tersebut tidak berlaku bagi Sutajaya. Seorang prajurit dianggap sakti karena mempunyai keris Setan Gober Ini kelak jadi Menteri Sultan, sebagai imbalan atas kesaktianya.

( Sodiqul Anwar)