HAUL MAHBUB DJUNAEDI KE-23

87

“HAUL MAHBUB DJUNAEDI KE-23”

Cianjur, 3 Oktober 2018. Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Cianjur, menggelar kegiatan Haul Mahbub Djunaedi ke-23. Dengan Tema “Relevansi Pemikiran Mahbub Djunaedi Di Era Milenial. Sudah kita ketahui bersama bahwa beliau adalah Sang Pendekar Pena, tulisan-tulisan beliau sangat kritis terhadap pemerintah, tapi ringan ketika dibaca, dan penuh humor. Mahbub Djunaedi adalah Ketua Umum Pertama, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Beliau di pilih sebagai ketua umum, karena kecerdasaan beliau dalam segi apapun, kendatipun beliau kritik terhadap pemerintah, tapi beliau sangat harmonis dengan Presiden.

Esensi haul tidak hanya seputar wacana bagi PMII Cianjur, tapi kita menggelar, Tawasul, dan diskusi dengan Senior PMII, salah satunya Sahabat Taupik Romansyah, mantan Ketua PC. PMII Cianjur tahun 1998-20000. Beliau adalah ketua cabang terlama sampai saat ini, belum ada yang mengalahkannya, halnya sama dengan daya nalar intelektualnya, sangat ajib, mungkin bagi orang awam akan oleng karena tidak mengerti, tapi untuk kita kader PMII analisis beliau sangat berarti dan di nanti-nanti. Menurut beliau, “Mahbub Djunaedi adalah Penulis yang di tulis, karena menemui sosok mahbub Djunaedi sangat langka, dan ini patut di tiru oleh kita sebagai kader PMII. Keluarkan pemikiran kita itu lewat tulisan, anak PMII jangan hanya bisa ngomong tapi harus bisa menulis”.

Tidak hanya Sahabat Taupik Romansyah saja yang hadir di kegiatan ini, ada juga sahabat Andi Taufik, mantan Ketua PC. PMII Cianjur tahun 2001-2002. Senior yang satu ini sangat kocak sekali, walaupun mukanya agak sedikit sangar, tapi beliau kalau berbicara blak-blakan, alias apa adanya, wajar senior yang satu ini orang lapangan yang sangat berkualitas. Beliau berpesan untuk kader PMII saat ini, “Daya nalar kritis PMII harus tetap di bangun, jangan sampai diam, membela kaum mustadafin, harus tetap dilaksanakan, karena PMII akan tetap bersama rakyat”.

Haul Mahbub Djunaedi jangan hanya sebagai simbolis, tapi harus ada ruh gerakan yang nyata untuk rakyat, jangan pernah takut kritis, justru nilai kritis harus tetap kita bangun sampai kapanpun, berwacanalah sebaik mungkin, karena akan ada saatnya kita turun ke jalan, itu mungkin pesan senior yang hadir di acara ini. Kader PMII harus tetap lanjut membela rakyat, dan mengurus kaderisasi. Karena lewat PMII kita tidak sesat akan pemikiran.

Penulis : Muhamad Mustopa