Hati Hati Menuduh Orang Munafik

543

Oleh: Dian Ajis Syah Putra (Kader GP Ansor Kabupaten Bogor)

Pagi itu GP ANSOR PAC Cileungsi yang di pimpin langsung oleh Angga Gunaefi berkunjung ke kediaman Ketua LDNU PC Kabupaten Bogor untuk sekedar shilatutahmi. Di tengah gerimis hujan yang mengguyur Kabupaten Bogor, Cep Herry Saefudin menjamu dengan kopi dan dua piring pisang goreng. Selepas bertegur sapa ringan dan saling bercanda mengenai kehidupan santri masa lalu. Cep Herry memberikan beberapa petuah yang penulis coba rangkum sendiri.

Cep Herry bercerita :
“Waktu saya belajar Ihya Ulumiddin kepada almaghfurlah KH. Ilyas Ruhiat, Ponpes Cipasung Tasikmalaya, saya teringat pelajaran tentang bagaimana kita harus berhati-hati menilai seseorang sebagai munafik atau bukan”

“Dalam sejarah” beliau menambahkan, “pernah Amirul Mukminin Umar bin Khatthab RA bertanya kepada Hudzaifah al-Yamani, yang bergelar “sahabat rahasianya Rasulullah SAW (shohibu sirri Rasulillah)”.
Umar berkata : “Wahai Hudzaifah, engkau adalah sahabat rahasianya Rasulullah SAW, sudah tentu engkau banyak diberi tahu oleh Baginda Rasul tentang informasi – informasi khusus yang tidak disampaikan oleh beliau kepada para sahabat lainnya. termasuk ciri-ciri orang munafik. Kira-kira aku ini termasuk orang munafik atau bukan..?”

Kemudian Cep Herry menyeruput kopi nya dan melanjutkan kisah tersebut.
“Dari penggalan kisah istimewa tadi, kita bisa memetik hikmahnya yaitu bagaimana Rasulullah SAW sendiri tidak mengumbar tuduhan munafik ke khalayak ramai, bahkan informasi siapa saja yang termasuk munafik beserta ciri-cirinya disampaikan oleh beliau secara rahasia kepada sahabat kepercayaannya yang sangat khusus yakni Hudzaifah dari Yaman. Begitu pula Hudzaifah tidak serta merta mengumbar stigma (cap) munafik kepada orang banyak, sehingga hal itu membuat penasaran seorang sahabat agung sekaliber Umar bin Khatthab RA yang bertanya langsung empat mata kepada Hudzaifah tentang status kepribadiannya.”

Enjay, komandan BANSER begitu khidmat mendengarkan kisah tersebut beberapa kali mengangguk-anggukan kepalanya. Cep Herry melanjutkan “Bercermin dari kisah ini, maka kepada orang-orang yang gampang dan sering menuduh munafik kepada sesama Muslim hanya karena perbedaan pilihan politik, tolong hentikan perbuatan tersebut. Karena ayat yang dipakai dasar menuduh munafik juga masih multi tafsir. Dikhawatirkan tuduhan munafik itu berbalik kepada penuduhnya sendiri.
Semoga Allah selalu memberi hidayah dan taufiq hingga akhir hayat kepada kita sekalian”

Kemudian semua yang hadir ketika itu mengaminkan perkataan Cep Herry. Semoga kita semua tidak gampang dan cepat dalam menilai seseorang, terlebih dalam mencap seseorang Munafik.