HALAL BIL HALAL CIPTAKAN TRILOGI UKHUWAH

81

Rayakan idul Fitri 1441 H atau Lebaran 2020 ditengah pandemi, namun tidak menyurutkan niat pengurus MWCNU dan PAC Ansor Ciseeng untuk tetap mengadakan Halal Bil halal dengan tetap melaksanakan Physical Distancing. Hal Ini dimaksudkan Silaturrahim dalam suasana lebaran tetap bisa terlaksana untuk dapat saling memaafkan disamping memupuk kedekatan emosional dan merekatkan antar pengurus dan jamaah Nahdliyin juga Masyara kat di Wilayah Kecamatan Ciseeng pada umumnya.

Acara Halal bil Halal diadakan tepat hari ke 7 dibulan Syawal (Sabtu malam minggu, 30-05-20) tidak lain bertujuan bagaimana menumbuh kembangkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuah Basyariah bahkan Ukhuah wathoniyah pada setiap anak bangsa, untuk membiasakan diri dengan sikap saling asah, saling asih, saling asuh terhadap sesama apalagi ditengah pandemi yang masih berlangsung.
Lokasi Halal Bil halal ditempatkan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, tepatnya di jalan Kampung Cibentang Poncol RT.03/02 Desa Cihowe Kecamatan Ciseeng, acara Halal bil Halal juga dimaksudkan dalam rangka Launcing pembukaan Pesantren Yatim Nahdlatul Ulum yang dirintis oleh seluruh Jajaran Pengurus MWCNU dan PAC Ansor Ciseeng yang memantapkan diri mulai tahun ini sudah siap menerima santri Tahfidz maupun Salaf sebagai implementasi dari prinsip Jam’iyyah Al-Diniyyah Al-Ijtimaiyyah yang tentunya tidak dipungut biaya alias Gratis.

Hadir pada kesempatan itu Abah H.Sholeh sebagai muwaqif atas pemberi mandat tanah seluas 2 Ha untuk dimanfaatkan dan dikelola oleh MWCNU dan PAC Ansor Ciseeng dan secara langsung diterima oleh Ustadz Ahmad Gozawi sebagai Ketua Tanfidziyah juga Ahmad Nurul Huda sebagai Ketua PAC Ansor.

Dalam kesempatan itu Rois Syuriah MWCNU Ustadz Dr. Ahmad Faqihudin, M.Pd.I dalam tausiyahnya menyampaikan maraknya isu sara yang sampai dengan hari ini masih sedap untuk digoreng-goreng sebenarnya sudah jauh-jauh ditepis bahkan digelorakan oleh tokoh NU yaitu KH Ahmad Shiddiq dengan konsep Trilogi Ukhuah yaitu bagaimana menyatukan persaudaraan antar umat islam (ukhuah Islamiyah) persaudaraan antar kebangsaan (Ukhuwah Wathoniyah) dan persaudaraan antar sesama manusia (Ukhuah Basyariyah) semua itu bagaimana bisa tercipta bukan hanya secara emosional belaka namun secara spiritual juga ada dalam diri manusia itu sendiri.

Lebih lanjut dalam penjelasannya Ust Faqih mengulas bahwa kehidupan manusia merupakan modal utama untuk melalukan pergaulan sosial sesama umat Islam, dengan modal inilah perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip akan bisa dihindari tidak perlu ada, ini seringkali menjadi alat perpecahan antar umat. Kemudian sisi yang lain adalah manusia dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara merupakan modal dasar untuk dapat melakukan pergaulan sosial untuk dapat berdialog dengan berbagai komponen bangsa (Mudzakaroh) yang tentu saja tidak terbatas pada satu agama semata namun bisa dilakukan dengan lintas agama. Prinsip lain yang perlu tertanam adalah bagaimana merasa sesama manusia adalah saudara karena hakikatnya semua manusia adalah satu hubungan ayah dan ibu yaitu Adam dan Hawa.

Dari sinilah maka akan lahir manusia manusia yang berjiwa tinggi dan pada akhirnya akan ditempatkan pada posisi yang tertinggi pula, siapakah itu? yaitu manusia yang mempunyai jiwa kemanusiaan dan Halal Bil halal adalah salah satu cara yang bisa ditempuh tuturnya.