Halal Bihalal MWCNU Tebar persatuan, Gapai kemenangan

118

Safari Halal bihalal yg dipelopori ranting NU Parung yang di komandoi ust Maksum membawa arah angin gerakan yang segar untuk NU berkibar di Wilayah Parung dengan disusul nya halal bihalal mwcnu Parung yang wah abakadabra di hipnotis dengan dekorasi berlatar hijau lambang perjuangan dan kehadiran Ulama, Aparatur pemerintahan, dan para tamu undangan terasa membawa energi yang luar biasa. entah kenapa hijau bagi saya menjadi perhatian walau pun sy blm mengerti kenapa warna hijau menjadi pilihan. tapi saya melihat Tampak adem dipandang mata. NU memang Adem dan Harus membuat adem.

Acara yang di Pasilitasi lurah hormat bpk suherdi di Kp. cijletrang, lurah hormat muda penuh kharisma bahkan tampak sinar wajah alim sebaimana tokoh tokoh muda NU,santun, santai. Menyambut hangat setiap tamu yang hadir dikediaman nya.

Diawali dengan pembacaan tawassul di pimpin KH. Nashrullah mengawali rangkaian acara bukti penghormatan dan sambung kasih kepada arwah founthing bfather Nahdhatul ulama yang telah memperjuangkan Islam Aswaja dan Tanah Air tercinta.

Dilanjutkan dengan pembacaan maulid team hadroh menambah suasana tambah hangat dan bergairah, terlebih diakhiri dengan mars “ya lalwathon” terasa setiap mars di bawakan semangat perjuangan mengalir seketika tanpa banyak cerita. menusuk ke jantung pergerakan. terasa memperkuat “bahwa kita betul-betul berjuang membela agama, Nusa, dan Bangsa”.

Terasa bagaimana ruh perjuangan terwariskan melalui syair lagu yang dikarang yai wahab Hasbullah menjadi penyemangat di setiap acara bendera berwarna hijau dengan lambang bola dunia tersimpul tali pengikat,sembilan bintang yang selalu dikumandangkan.

lagu yang sudah menjadi lagu perjuangan Nasional ini semakin waktu semakin digandrungi di kalangan anak anak muda kita. Bahkan sudah mulai digandrungi dikalangan non muslim. Bahkan sempat viral di sosial Media beberapa tahun kebelakang Karena di bawakan team paduan suara gereja yang sempat menimbulkan pro kontra dikalangan masyarakat kita. padahal lagu itu bisa dibawakan oleh siapa saja anak bangsa tanpa skat Karena sudah menjadi lagu perjuangan nasional.

Acara yang dihadiri ketua MUI kec. Parung K.H. Syaraih Tohir, Wakil ketua satu PCNU Bogor,kepala desa cogreg sekaligus mewakili bapak kepala camat dan Masyaaikh se kecamatan parung, tampak pula kehadiran mustasyar Mwcnu kecamatan Parung KH. Mad Husin, Lc. serta para tamu undangan yang dihadiri warga Nahdlatul Ulama Bogor Utara. Ketua Mwcnu Ciseeng Ust Ahmad ghozawi, mwcnu gn.sindur. banser gunung Sindur. kehadiran para tamu undangan sekitar 200 tamu undangan tumpah ruwah di sekitar aula acara sungguh acara halalbihalal mwcnu Parung ini dengan lounching koin NU dan bingkisan untuk Guru ngaji menghentakkan rasa optimis gerakan NU kedepan diwilayah Parung.

Sambutan tuan rumah oleh bapak lurah hormat bapak suherdi singkat, padat, tepat ditengah tengah bangsa yg dilanda pandemi ini, bagaimana kita saat ini Bersama sama bersatu membangun Bangsa.

Sambutan ketua Tanfidziah MWCNU yang diawali dengan orator salam nya dilanjutkan – “siapa kita?! dan “NU harus bangkit!”. menghentakkan ruangan yang dihadiri sekitar 200 tamu undangan. Bagaimana caranya NU maju bareng. sudah waktunya untuk Gigi, bukan lagi tawaddu, Tawaddu ada tempat nya. di NU ada 3 item:
1. ada yang mencari ghonimah
2. ada yang mencari jabatan
3. ada yang kembali ke khittah – NU yang kembali ke khittah ujar nya “malu minta” karena ta’ziim hormat ke funthing father. Ini NU yang kembali ke Khittah. Sudah waktunya kita lantang jangan sampe kecolongan dan bergerak bersama-sama Karena NU harus mengawal bangsa Indonesia Ini. kenapa harus NU yang mengawal? karena NU yang mewasilahi berdirinya Negara ini dan NU gak akan pernah merebut dan merubah haluan dasar negara ini. terbukti hingga hari ini besar tapi sangar. Hubbul Wathon Minal Iman.

Karena sejati nya kita di NU ini sedang mondok di pesantren. Jadi ber NU mencari berkahnya kiayi Kiayi NU. Karena NU Adalah pesantren besar dan Pesantren adalah NU kecil. Ber NU mesti berguru dalam arti hormat, ta’zdim ke kiayi/guru karena NU gudangnya kiayi/guru. Insyaallah berkah. tanda keberkahan nya para funthing father hadir di saat ini. Al-fatihah yang terpanjatakn tembus ke alam lahut. bahkan ke alam nasuut.

Dilanjut dengan sambutan kepala camat parung yg diwakili kepala desa cogreg, mengatakan bahwa sinergi ulama dan umara sangat diperlukan, dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini. Dimasa pandemi covid19.

Begitupun bapak Kapolsek yg diwakili bpk joko Wardoyo berguyon” ngomong ma NU mah ceplas ceplos enak langsung beres” karena NU mah senang guyon. Jadi gak Masalah. Celoteh nya.

katanya Sekarang zaman akhir ngomong apa udah apa bae, padahal “laa ilaa ha illallah” tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah- tuhan yang satu esa, kebenaran itu hanya satu – kebenaran dari Allah, maka NU harus Ikhlas yang penting jangan “saya” tapi kepada yang esa-satu. Makna Simbolik dan menarik ada pesan yang dapat kita tarik dengan kata “Jangan saya”. Jangan mengesakan pandangan, jangan mengesakan pemikiran, jangan mengesakan pendapat karena bagaimanapun sudah sangat jelas Allah yang Esa. Makhluk nya beragam, tapi keragaman tidak menjadi kan pertikaian.

Makannya orang alim dengan orang jahil beda ngomong nya: orang alim gak punya duit Alhamdulillah. Duit punya Allah, hanya titipan Allah. punya kgk punya “Alhamdulillah”.
Kalau kata orang jahil gak punya duit “lapar” punya duit makin laper, lupa “Alhamdulillah”.

Ingat kita mesti bersyukur menjadi orang Indonesia, karena Indonesian hebat. Kenapa hebat karena di Indonesia banyak yang sujud. diluar sana hebat tapi gak ada yg sujud. ini zaman akhir jadi kebanyakan ngomong doang. zaman akhir harus bersatu karena zaman akhir banyak yang ngomong macem macem. bukankah tanda tanda akhir zaman tersebarnya dunia tulisan dengan mudah/ngomong macem macem dengan mudah/tersebar mudah tapi gak berfaedah hingga fitnah?!.

Situasi pandemi ini menguji kita. Dengan ujian pandemi mestinya
jangan banyak ngomong macem macem. yang ini bid’ah, ono bid’ah. segala bidah. kalau mau yg gak bid’ah mah ya mangapin air hujan. Berhenti ngomong macem macem, jangan pada berantem. sama sama membangun bangsa. jangan neko neko. Pokoknya Indonesia mantep kalau membangun NU sama sama membangun dengan Ikhlas. Sebagaimana founthing fathers kita Ikhlas Ber NU. hingga NU masih bertahan kokoh mengawal Bangsa ini.

Tawaddu sama kiayi Insyallah Adem. kenapa pada berantem Karena tidak tawadhu sama kiayi. Kalau Tawaddu setan mati, gak berani menggoda. Kenapa kiayi pada berantem Karena tergoda setan.hehe guyonnya. Singkat nya yang penting Jangan pada berantem. Berbeda jangan sampai berantem. Ini hebatnya Indonesia. diluar sana hancur karena pada berantem.

Arahan Sambutan PC NU bapak waspada wakil ketua satu seraya berguyon sebagaimana warga NU “pak Kapolsek ini luar biasa tinggal kasih jubah, kasih jenggo jadi kiayi. hihi seraya dalam uraian sambutan nya disampaikan pula Kehadiran pak dekan PAI unusia kemang sekaligus menginformasikan beasiswa terkhusus bagi prodi paud agar sejak dini anak anak kita jangan terpapar radikalisme yang ditanami minhum.

Sebelum mengakhiri sambutannya menyampaikan betapa pentingnya pengurus Ranting,MWCNU. cabang tanpa didukung oleh ranting NU, MWCNU, maka pengurus cabang bukan siapa-siapa. penekan perhatian mwcnu dan ranting Utk terus bergerak. Walau pun memang ada 3 golongan yang telah di sampaikan oleh ketua MWCNU parung.

Tapi saya haqqul yakin mwcnu NU Parung betul betul berkhidmat kembali ke khittah. saat nya kiat Bekerja/berjalan sama sama untuk bangsa negara republik Indonesia. Bekerja untuk Indonesia membantu pandemi dan Berjuang menyebarkan Aswaja di bumi Pertiwi. hayuu bersama sama ber NU, NU nya mbah Hasyim, bukan NU garis garisan.

Jangan sampai kalah, kita Jangan malu dan harus berani. kalau malu akan di guras zaman. Halal bihalal ini bid’ah luar biasa. pada saat itu kondisi Indonesia dalam situasi berseteru nya politik, kemudian Sukarno memanggil kiayi Wahab Hasbullah utk minta pendapat dan ditawarkan lah halal bihalal. Agar semua tokoh Bangsa duduk bersama walaupun berbeda-beda-seaklipun perbedaan pandangan politik.

Inilah Islam Nusantara (halal bihalal), tradisi tradisi dakwah yang dilakukan Indonesia yang tidak dilakukan oleh bangsa Bangsa lain. tradisi mudik pun bagian dari tradisi Islam Nusantara.

90 juta warga Nahdliyyin, sesungguhnya mayoritas, maka kita orang yg pertama bisa menikmati kalau bersatu dan bangkit. 34 perguruan tinggi. setiap provinsi kita punya UNU. kalau bukan kita siapa yg membesarkan. Mencetak generasi nahdhiyiin yg mampu Mengisi ruang ruang kosong dlm membangun Indonesia.

Acara puncak di isi dengan Tausiyah Ke NU an, yang disampaikan oleh K.H Abdullah Shomdoni. di awali dengan sholawat ijazah Mbah Hasyim di masa pandemi:
lii khomsatun Uthfi biha#harrolwabai Fathimah
Al Musthofa Wal Murtadho#Wabnahuma Walfathimah.

Berlanjut dengan Berbicara Tausiyah ke- NU an. Bahwa kita bersyukur kita berada di wadah NU, Karena NU yang mendirikannya Para ulama, para wali, habaib. kita berbangga kita menjadi organisasi terbesar di Indonesia. Kisah dari orang arab yang kagum kepada nu. Dateng ke Indonesia ingin mengenal NU, tiba di bandara Dari bandara sepanjang perjalanan mencatat sekolah, rumah sakit berlabel NU. sepanjang perjalanan yang ditemukan sekolah Muhammadiyah,rumah sakit Muhammadiyah. Mana NU nya ? Kiayi NU balik bertanya: Yaa syeikh berapa jumlah Sekolah dan rumah sakit Muhammadiyah yang sudah Syeikh catat sepanjang perjalanan menuju ke sini? syeikh menjawab sekitar 20. Kiayi NU menjawab: Sisanya itu NU. hehe. Syekh kembali bertanya: kenapa gak dikasih lambang NU. Kiayi NU menjawab: NU sudah besar tidak butuh label. yang butuh label masih kecil. hehe. Artinya kita sudah terbiasa klaim NU besar. Tapi berapa data real warga nahdhiyiin? data real gak tau kita. berapa besar kekuatan warga nahdhiyiin? tidak tau kita. ini kelemahan kita.

Jam’iyyah harus mulai dirapihkan, kartanu terus digulirkan. Al haqqu bilaannhizhom sayaghlibuhul bathil binnizhom sayaghlibuhul hak bilannzihom. Kita berteriak masjid kita di ambil, gimana gak diambil kemasjid juga tidak. teriak Amaliah kita diambil, menghidupkan saja gak. Hidupkan Mushollah Musholla, masjid masjid Jangan sampai di ambil minhum. buka pengajian pengajian kitab kuning. itu khas kajian kita. Muhammadiyah kekurangan kader kitab kuning. sekarang kita kekurangan generasi kitab disini. ini kelemahan kita, padahal NU ahlizzikri, ahli kitab, ahlil udud wa ahli kopi. ini kita gerakkan lagi.

NU satu. Hanya zaman ya berbeda, siyasahnya berbeda, perjuangan mau tidak mau pun harus berbeda. zaman penjajahan dengan hari ini jelas berbeda. Tahun 1994 ada NU tandingan yang di dukung pemerintah untuk melemah kan NU, muktamar Cipasung. Masa ninja pembunuhan dukun santet padahal yang banyak terbunuh Kiayi. kita tidak kecewa ke pemerintah dan tidak mendemo pemerintah. masa order baru r sanatri santri di sekolah kan ke luar negeri.

Orde baru tumbang kita bernafas lega. tapi banyak santri yang pulang dari sana ada yang membawa tradisi disana. berangkat membawa nasionalisme pulang menghatam Nasionalisme hingga menyalah kan amalan amaliyah kiayi nya di saat kecil dulu ia mengaji.

Bagaimana ini bisa terjadi “yang punya ilmu setelah Belajar keluar negeri terbawabarus mereka” dengan Begitu bagaimana warga kita, masyarakat kita?!. maka Tugas kita membentengi, menjaga agama, menjaga Aswaja, menjaga ummat, menjaga bangsa. jangan sampai teriak teriak tapi kita tidak melakukan apa apa.

Pemerintah dengan revolusi mentalnya. Muhammadiyah Islam berkemajuannya, NU dengan Islam Nusantara nya itupun habis di buli. Islam Nusantara ya seperti di Bogor ada Munggahan, fidyahan, dst. tradisi sesajen. Bingkai nya jangan dihilangin sesajen nya hilangin. bingkai nya jangan dihilangin substansi nya di ganti nilai nilai dengan Islam, Nilai ma’ruf sesuai dengan nilai nilai Agama, Bangsa dan negara.

Do’a tutup sebagai penyambung ruhani sekaligus pemungkas dari rangkaian acara pun di panjatkan agar seluruh rangkaian mendapat keridhaan serta pertolongan Allah SWT. Pemanjatan Do’a disampaikan oleh guru kita kiayi Madhusin sungguh menjadi penyempurnaan perekat ruhani agar hati kita tertuju kepadanya, kenal kepada para kekasih nya, agar ummat ini menjadi ummat yang membawa perbaikan, agar umat ini Menjadi umat yg senantiasa mendapat pertolongan, Menjadi Ummat yang berada di bawah bendera Rasullullah Saw.. dst.