Gus Hasan: NU Sudah Biasa di Fitnah Namun Tetap Setia Mengawal NKRI

1273

Karawang, (AnsorJabar Online)
Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai peran penting dalam membangun dan mengawal Republik Indonesia. Sejarah berdirinya Indonesia tidak pernah akan terlepas dari perjuangan para Kyai dan santri Nahdlyin karena NU sudah ada sebelum Indonesia lahir. Pada tahun 1926 NU resmi berdiri sedangkan Indonesia resmi merdeka pada tahun 1945.

KH Wahid Hasyim, putera Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari pendiri NU juga terlibat dalam berdirinya Republik Indonesia. Wahid Hasyim masuk dalam kepanitiaan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).

Saat Indonesia yang baru meniti menjadi negara yang berdaulat para penjajah datang kembali untuk merebut kedaulatan Indonesia. Tentara Indonesia tidak bisa berjuang sendirian karena jumlah dan peralatan persenjataan kalah jauh dari pasukan penjajah, demi mempertahankan negara tetap berdaulat maka kaum Nahdlyin bergerak dengan doktrin hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman), yang kemudian dikenal dengan resolusi jihad. Dengan adanya resolusi jihad ini kaum nadlyini bergerak menggunakan senjata apa adanya, semangat iman terus membakar jiwa para santri untuk menghibahkan jiwa dan raga untuk Indonesia.

Sejarah Indonesia penuh dengan uraian darah para santri Nahdliyin, sehingga Indonesia dan NU tidak bisa dilepaskan oleh siapapun.

“NU tidak bisa dinilai dengan pemberian satu ambulan oleh pemerintah karena tidak cukup untuk membayar darah para santri dan Kyai NU. NU tidak bisa dihargai dengan apapun” ucapan Gus Hasan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat dalam sabutannya di pembukaan Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang di Pondok Pesantren Alfatimiyah, Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang (Minggu 19/03/17).

Kemudian pengasuh pesantren Ashiddiqiyah III itu dengan nada pelan mengatakan“Akhir-akhir ini banyak organisasi baru yang lahir namun sering membuly dan menghina NU, tentu mereka adalah golongan yang tidak mengetahui sejarah, NU sudah biasa di fitnah namun tetap setia mengawal Republik Indonesia, para penghina NU itu mengerti untuk menghancurkan Indonesia maka terlebih dahulu harus menghancurkan NU. Untuk itu kita harus solid tetap pegang teguh fikroh dan amalyah nahdlyin”.

Fikrah Nahdliyah selalu menjunjung prinsip almufadzoh alaa qodimissholih wal akhdzu bil jadidil ashlah fal aslah tsummal aslah. Memelihara ketetapan lama yang baik, dan mengambil yang lebih baik, serta terus berinovasi untuk lebih baik dan lebih baik lagi.