Full Day School Mengkikis Karakter Keagamaan Anak

134

Purwakarta – Prokontra atas rencana penerapan kebijakan sekolah sepanjang hari atau full day School yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Rencana melanjutkan full day scholl tersebut dapat meruksak sistem yang sudah dibangun oleh masyarakat di daerah khususnya, dan dikhawatirkan anak-anak akan jauh agamanya akan lunturnya keagamaan anak di usia dini.

Menurut Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Purwakarta, kebijakan tersebut belum layak untuk diterapkan karena masih banyak persoalan krusial yang dihadapi dunia pendidikan saat ini dan butuh penanganan segera.
“Saya menolak full day scholl, Kebijakan tersebut tidak bisa diterapkan di Kab. Purwakarta karena tidak cocok dengan budaya di sini,” Ujur Syafarudin saat di temui di kantor MUI kab. Purwakarta, Rabu (30/11)

Kebijakan ini tidak bisa diterapkan di seluruh daerah, karena setiap daerah pasti kondisinya berbeda-beda.
“Saya menilai kebijakan ini sekuler karena anak-anak tidak bisa mengikuti kegiatan agama di ponpes atau di MDA,” tegasnya

Apabila kebijakan tersebut di paksakan akan berpengaruh pada psikologis anak, penambahan jam belajar juga akan berpengaruh terhadap tingkat stres anak. Banyaknya beban bisa mempengaruh aspek ini.(ans)

Safarudin S.Fil