FGD MAHASISWA PTNU SE-JABAR TOLAK KHILAFAH DI TATAR SUNDA

291

FGD MAHASISWA PTNU SE-JABAR TOLAK KHILAFAH DI TATAR SUNDA

Tatar Sunda yang indah, asri dan damai sempat panas oleh isu khilafah. Isu yang dihembuskan oleh sekelompok kecil orang yang terpapar pemikiran radikal. “Bab Khilafah sebenarnya sudah clear”, kata Ust. Ayik Heriansyah memantik diskusi pada Forum Group Discussion (FGD) pengurus BEM PTNU se-Jawa Barat. “Al-Qur’an, hadits dan maqalah ulama di dalam kitab-kitab kuning menyebutkan bahwa khilafah atau imamah adalah nashbul imam (mengangkat pemimpin)”, lanjut Ustadz Ayik di depan 25 orang aktivis mahasiswa NU.

Al Khilâfah dalam Al-Qur’an Kata الخلافة (al khilâfah) berasal dari akar kata خلف (khalfun) yang arti asalnya “belakang” atau lawan kata “depan”.[2] Dari akar kata khalfun berkembang menjadi berbagai pecahan kata benda seperti khilfatan (bergantian); khilâfah (kepemimpinan sebagai pengganti); khalîfah, khalâif, khulafâ (pemimpin, pengganti); ikhtilâf (berbeda pendapat); dan istikhlâf (penggantian). Kata kerja yang muncul dari kata khalfun adalah kha-la-fa (خلف) artinya mengganti; ikh-ta-la-fa (إختلف) yang artinya berselisih, berbeda pendapat; dan kata is-takh-la-fa ( استخلف) yang artinya menjadikan sesuatu sebagai pengganti.

Persoalan khilafah simple saja yakni persoalan suksesi kepemimpinan. Di dalam Al-Qur’an kata “khalifah” merujuk ke person bukan system.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ (البقرة: 30)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (ص : 26)
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”. (QS. Shad: 26).

“Lalu apa sebab khilafah jadi ramai akhir-akhir ini’? tanya Ust. Ayik, “karena ada kelompok-kelompok yang berambisi menjadikan pemimpin mereka menjadi khalifah (kepala negara). Al-Qaeda mau Amir mereka menjadi khalifah, HTI ingin Amir mereka menjadi khalifah, demikian juga dengan ISIS. Ambisi-ambisi politik kelompok-kelompok pejuang khilafah ini makin menegaskan bahwa khilafah bukan soal system melainkan masalah person”

Ust. Ayik melanjutkan bahwa isu khilafah sebagai sebuah sistem hanya modus kelompok radikal untuk menutupi ambisi politik mereka. Dalam demokrasi semua kelompok boleh-boleh saja bercita-cita meraih pucuk kekuasaan tertinggi asal mengikuti aturan main. Permasalahannya kelompok-kelompok radikal mau mendapat kursi kekuasaan dengan cara-cara inkonstitusional. Misalnya Al-Qaeda dan ISIS dengan metode kekerasan bersenjata yang mereka sebut dengan jihad, sedangkan HTI melalui jalan kudeta yang mereka sebut dengan thalabun nushrah.

FGD yang diadakan LPTNU Jawa Barat kemarin siang Selasa (8/10/2019) di hotel Fox Bandung berjalan dengan serius tapi santai. Diskusi makin seru saat Ust. Ayik menerangkan tentang Pancasila. “Pancasila itu ajaran Islam. Kelima sila pada Pancasila pencerminan dari maqashid al-syariah yang merupakan tujuan akhir dari penerapan syariat Islam secara kaffah. Islam dan Pancasila serasi dan selaras. Seorang muslim yang baik bisa menjadi seorang pancasilais sejati. Islam yang pancasilais dan pancasilais yang islamis.”

Kemudian Ust. Ayik men-syarah per sila dari Pancasila. “Apakah klaim Pancasila itu ajaran Islam tidak bertentangan dengan sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, terkait dengan agama lain?” sanggah seorang peserta. “Tidak, karena agama lain juga berhak mengklaim bahwa Pancasila sesuai dengan ajaran agama mereka. Tidak apa-apa orang Kristen mengklaim Pancasila sesuai dengan agama Kristen. Hindu, Budha dan Konghucu pun berhak mengklaim. Yang tidak adil dan tidak beradab itu apabila kita melarang agama lain mengklaim Pancasila sesuai dengan ajaran agama mereka”, jawab Ust. Ayik.

Karena keterbatasan waktu, diskusi menarik ini hanya berlangsung selama satu setengah jam. Diharapkan para peserta yang terdiri dari pengurus BEM PTNU se Jawa Barat bisa menyalurkan dan menyebarkan hasil FGD kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada di kampus masing-masing dalam rangka mencegah dan menangkal penyebarab paham radikal yang membawa isu khilafah untuk tujuan politik kekuasaan kelompok mereka sendiri bukan untuk umat Islam secara keseluruhan.