Dua Tahun Terhenti, Keluarga Besar Bani Hasan Gelar Kembali Halal Bihalal

507

Garut. Acara yang biasanya diadakan setiap tanggal 5 Syawal, sempat terhenti selama 2 (dua) tahun akibat pandemi covid-19, pada tahun ini Keluarga Besar Bani Hasan menggelar kembali acara Halal Bihalal di pondok pesantren Al-Mubarok, Kp. Tegalsari, Kec. Banyuresmi, Sabtu (07/05/22).

Bani hasan sendiri adalah sebuah kumpulan keluarga besar yang terbentuk atas kesadaran putra dan putri eyang Hasan Basyari, mengingat peta sebaran cucu cicit yang sudah meluas, maka dibetuklah wadah untuk merawat silaturahmi antar keluarga (pada tahun 1997 di Kp. Cisalam, Dangdeur).

Eyang Hasan bernama lengkap “Hasan Basyari”, dimana semasa hidupnya beliau menghibahkan dirinya terhadap agama dan sosial kemasyarakatan, sehingga tapak tilasnya sangat tersirat dan tersurat dikalangan masyarakat.

H. Kholiludin selaku ketua pelaksana mengatakan, acara tersebut diharapkan hubungan dan kerinduan yang sempat terhenti selama ini dapat segera diurai dan dijernihkan. Halal bihalal bermakna untuk merekontruksi relasi kemanusiaan yang lebih sejuk dan menentramkan. Suasana halal bihalal harus penuh dengan nuansa religius, kekeluargaan dan keterbukaan.

“Syukur Alhamdulillah dapat bersama sama diberikan kekuatan kesehatan sehingga semua keluarga besar Bani Hasan dapat berkumpul dalam nuansa silaturahiim antara sesama keluarga,” jelasnya.

Selain itu lanjutnya bahwa kesempatan ini harus bisa di manfaatkan sebagai refleksi bagi putra/i, cucu, cicit eyang Hasan Basyari dalam memperjuangkan amal kebaikan.

“kita upayakan kesempatan kali ini, untuk mengevaluasi kembali, mengingat kembali, perjuangan dan jejak langkah eyang Hasan, agar menjadi dorongan kepada kita semua untuk tetap menjaga dan merawat, serta meneruskan amal kebaikannya,” tutupnya

Eyang Hasan Basyari merupakan putra dari Eyang Ali Hasyim, putra dari Eyang Sadariyyah, putra dari Eyang Yusuf, putra dari Pangeran Papak/Raden Wangsa Muhammad (Cinunuk), putra Dalem Raden Taruna (Ciawi Tasik), putra dari Demang Cipaku (Sumedang), putra dari Pangeran Gempol (Sumedang), putra dari Pangeran Gesan Ulun/Angga Wijaya, putra dari Kangjeng Pangeran Syantri/Kusuma Dinata.

Menurut versi babad Limbangan, selanjutnya kepada Suna Gunung Djati (Syeikh Syarif Hidayatullah).

Dan menurut versi Rabithah Alawiyyin, selanjutnya kepada Pangeran Paralakan (Raden Muhamma) putra Pangeran Panjunan (Abdul Rohman) putra dari Syekh Nurjati (Syekh Datul Kahfi Cirebon).

Adapun untuk tahun depan, menurut video conference dari ketua pelaksana kegiatan, akan diselenggarakan di pondok pesantren Nurul Ihsan, Kampung Babakan Syafi’i, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.

Pewarta: M. Y. A Sastradimadja