DO’A UNTUK BUYA KH. MUSTAFID RAHMAN PENGASUH PONDOK PESANTREN AL-HUDA MALANG JAWA TIMUR

324

DO’A UNTUK BUYA KH. MUSTAFID RAHMAN PENGASUH PONDOK PESANTREN AL-HUDA MALANG JAWA TIMUR

Malam Jum’at 24 September 2020 kepada buya yang tengah berbahagia di alam sana,
alam dimana sebagian kenikmatan dari Tuhan telah jenengan kecap,
sebelum kenikmatan yang jauh lebih besar akan jenengan terima lagi di hari pembalasan kelak

terang bulan kian temaram, lampu-lampu di pesantren saling berpijar, di sebuah malam yang hening, seseorang membawa kabar mengejutkan: jenengan telah tiada

ada yang tercekat, melontarkan pertanyaan, tanda tak percaya
ada yang mengucap istirja’ lalu berusaha tabah menerima kenyataan
ada yang mengira jika berita tersebut hanya gurauan (meski tak layak untuk diguraukan)
hingga kabar itu memang tak dapat dielakkan karena benar adanya
Jenengan telah meninggalkan kami sebagai yatim yang masih mengharapkan keberadaan jenengan

kami boleh saja berduka kehilangan jenengan, namun kesiapan diri jenengan untuk menemui sang kekasih yang jenengan impikan sedari dulu, tentu tak dapat kami halang-halangi. seumpama orang yang sedang dimabuk rindu, jenengan sebut ia berulang-ulang, jenengan ceritakan ia berkali-kali, jenengan sematkan dalam sanubari, tentang kekasih-Nya yang begitu sangat jenengan cintai

alangkah berbahagia diri jenengan kini berhiaskan jubah kemuliaan. alangkah cerah rona wajah jenengan serupa bias cahaya purnama. alangkah cerianya jenengan yang akan bertemu kekasih yang selama ini jenengan rindui segapaian tangan

kami berupaya untuk tidak bersedih, Buya, namun terasa sulit,
airmata kami seolah terus memaksa untuk diperdaya kesedihan yang mendalam
guna mengenang jasa-jasa besar jenengan selama ini kepada kami juga kepada umat

malam ini, kami masih saja khidmat mendoakan jenengan
malam ini, secara bergantian kami mendaraskan ayat suci untuk jenengan Buya
malam ini, doa-doa kebaikan tak pernah berhenti kami haturkan bagi jenengan
hingga dinihari pun tiba, dan embun membuat segalanya terasa semakin kelam

masih terembus semerbak aroma wewangian bunga di atas tubuh jenengan masih terasa menusuk hati kami semerbak wewangian bunga di atas makam jenengan
kepergian jenengan yang dirasa terlalu cepat, membuat airmata kami tak henti mengalir
kami selalu mengkhawatirkan hal yang sama satu sama lain:
adakah pengganti yang berbudi luhur dan ikhlas serupa diri jenengan?

Buya… jenengan telah mengajarkan pada kami banyak hal, terutama urusan ukhrawi
pelajaran yang barang tentu tak banyak kami dapat sebelum-sebelumnya
begitu pun dorongan dari jenengan kepada kami untuk senantiasa berkarya
meski hingga kini, kami belum juga bisa memberikanmu yang terbaik
Kami banyak mendapat wejangan dan perintah untuk selalu tunduk dan taat kepada -Nya dengan menjaga sujud-sujud kami secara berjama’ah

kami semua di sini sangat mencintai jenengan Buya,
kami masih butuh banyak bimbingan jenengan, Buya
kami selalu betah semasa dalam asuhan jenengan, Buya
kami ingin mendengar lagi dawuh-dawuh jenengan, Buya

meski akan tiba masanya ketika jarak membatasi ruang dan gerak
tetapi sungguh, kami tak dapat sepenuhnya lepas dari sosok panutan diri jenengan

Jenenganlah pembimbing ruh kami agar selalu merasa dekat dengan Tuhan dan nabi

Do’a kami para santri akan selalu tertuju kejengan, memohon kepada sang penguasa alam agar jenengan ditempatkan disurga-Nya
dan kami yang disini sebagai santri jenengan yang tersebar di bumi-Nya adalah saksi bahwa jenengan pantas dan layak menempati surga-Nya. Amin…amin…amin