Deni Ahmad Haidar : Berkhianat Pada Pancasila Adalah Dosa Besar

139

Bandung, (Ansorjabar online)

Kebijakan pemerintah yang menetapkan tanggal 01 Juni sebagai hari lahir Pancasila dipandang sebagai hal positif sepanjang demi kemaslahatan bangsa dan negara. Namun, dirinya berharap jangan sampai kembali pada masa orde baru, dimana Pancasila sebatas hanya sebatas mantra dan jargon semu negara untuk mengkooptasi dan dan mengendalikan kebebasan warga negaranya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua PW GP Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar dalam Talkshow Ngabuburit Pancasila, Kamis (01/06/2017), di Wisma Sejahtera Jl. Ir. H. Djuanda Kota Bandung.

“Kita apresiasi penetapan pemerintah ini. Hal ini menunjukkan jika kita memang membutuhkan Pancasila. Namun jangan sampai mengulang kembali cara orde baru hanya jadi alat negara,” kata Deni.

Menurut Deni, Pancasila merupakan warisan berharga para pendiri bangsa karenanya sebagai generasi penerus, Ansor bertanggungjawab untuk menjaganya.

“Menjaganya harus terus kita perjuangkan. Karena itu adalah amanat kepada kita,” ujarnya.

Perdebatan soal relevansi Pancasila harus sudah selesai. Karena perumusannya sendiri telah melewati fase perdebatan panjang, bukan hanya dari aspek pemikian, namun juga nilai-nilai spritual.

“Orang tua kita, Nahdlatul Ulama, terlibat dalam perumusan Pancasila. Oleh orang tua kita ada fase spritual yang ditempuh bKarena itu bagi kita Pancasila adalah sakral. Mengkhianatinya adalah dosa,” tegas Deni.

Ngabuburit Pancasila ini diprakarsai oleh belasan lembaga antara lain Universitas Maranatha, Centre for Devlopment and Peace Studies, PW GP Ansor Jabar, Jakatarub, ANBTI, GMKI, LBH Bandung, FLADS, Klassis Bandung,  Fiki dan yang lainnya.

Hadir narasumber lainnya yaitu Antropolog UI DR. Nurmala Kartini Syahrir, Koordinator Flads Ki Agus Zenal Mubarok, Koordinator Jakatarub Wawan Gunawan, Cendikiawan Muslim Prof. Dr. Musdah Mulya, Rektor Universitas Maranatha Prof. Armein RZ Langi, dan Aktivis HAM Muhammad Hafiz, dipandu oleh Nia Syarifuddin dari ANBTI

Selain talkshow, acara diisi pula pentas seni tarian nusantara, hadroh, nasyid, pembacaan puisi, doa lintas agama dan ditutup dengan buka bersama. Lebih dari 300an peserta yang hadir dari berbagai komunitas  di Bandung. (dani/edi)